SELAMAT BERJUMPA LAGI

Senin, 28 Mei 2012

PROPOSAL MENULIS BERITA






BAB I
PENDAHULUAN
1.1    Latar Belakang dan Masalah
1.1.1    Latar Belakang
Ketrampilan menulis sebagai salah satu cara dari empat ketrampilan berbahasa, mempunyai peranan penting di  dalam kehidupan manusia. Dengan menulis, seseorang dapat mengungkapkan pikiran dan gagasan untuk mencapai maksud dan tujuannya. Menulis adalah menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang, sehingga orang lain dapat membaca lambang-lambang grafik tersebut kalau mereka memahami bahasa dan gambaran grafik tersebut (H.G Tarigan dalam suriamiharja,1997: 1). Sedangkan Robert Lado mengatakan bahwa : “ to write is to put down the graphic symbol the represent a language one understands, so that other can read these graphic representation “ ( Robert Lado dalam Suriamiharja,1997: 1). Dapat diartikan bahwa menulis adalah menempatkan symbol-simbol grafis yang menggambarkan suatu bahasa yang dimengerti oleh seseorang, kemudian dapat dibaca oleh orang lain yang memahami bahasa tersebut beserta symbol-simbol grafisnya.
Menulis adalah kegiatan melahirkan pikiran dan perasaan dengan tulisan. Dapat juga diartikan bahwa menulis adalh berkomunikasi mengungkapkan pikiran, perasaan, dan kehendak kepada orang lain secara tertulis ( Suriamiharja,11997:2).
Berdasarkan ketiga  definisi di atas dapat kita simpulkan bahwa menulis adalah suatu kegiatan seseorang melukiskan  atau melahirkan ide, ,gagasan, dan juga kehendak,  dapat dibaca dan dipahami oleh  dirinya sendiri dan orang lain, yang merupakan jelmaan dari bahasa lisan.
 Pada prinsipnya fungsi dari tulisan adalah sebagai alat komunikasi yang tidak langsung. Menulis sangat penting bagi pendidikan karena mempermudah para pelajar berpikir, dapat menolong kita berpikir secara kritis, dapat memudahkan kita merasakan dan menikmati hubungan-hubungan, memperdalam daya tangkap atau persepsi kita, memecahkan masalah-masalah yang kita hadapi, dan menyusun urutan bagi pengalaman.
        Menulis adalah suatu bentuk dari apa yang ada dalam pikiran berupa ide atau gagasan seseorang yang dituangkan dalam bentuk kata-kata yans sisitematis dan memiliki makna. Jadi, salah satu tugas dari penulis adalah menguasai prinsip-prinsip dari menulis yang akan menolongnya mencapai maksud dan tujuannya. Secara singkat, belajar menulis adalah belajar berpikir dalam atau dengan gaya tertentu (Angelo,1980:5).
        Penulis yang ulung adalah penulis yang dapat memanfaatkan situasi dengan tepat, situasi yang perlu diperhatikan dan dimanfaatkan adalah (1). Maksud dan tujuan sang penulis yaitu perubahan yang akan diharapkannya akan terjadi pada diri pembaca (2). Pembaca/pemirsa  (3). Waktu/kesempatam yaitu keadaan yang melibatkan berlangsungnya suatu kejadian tertentu. Waktu, tempat dan situasi yang menentukan perhatian langsung (angelo, 1980:20).
Berdasarkan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP), tujuan pembelajaran bahasa Indonesia adalah untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam hal menyimak, berbicara, menulis dan membaca (Depdiknas, 2006). Kemampuan berbahasa Indonesia yang sesuai dengan kaidah yang benar merupakan kunci kelancaran dan kesempurnaan proses komunikasi. Seseorang tidak dapat menyampaikan perasaan, pikiran dan gagasan secara efektif apabila orang tersebut tidak menguasai bahasa sebagai sasarannya secara tepat (Tarigan dalam Fatmawati,2009 :2).
 Dibandingkan ketiga ketrampilan berbahasa diatas, ketrampilan menulis lebih sulit karena memerlukan ketrampilan khusus, bahkan untuk penutur bahasa yang bersangkutan.
Berita bukan sesuatu yang baru di kalangan masyarakat, berita menjadi kebutuhan primer, dengan berita seseorang dapat mengetahui perkembangan situasi, keadaan  dunia dan perkembangan pengetahuan. Dengan perkembangan teknologi, berita disajikan dalam ragam bentuk media, seperti media elektronik (televisi, internet) dan media tulis seperti Koran dan majalah, dll.
Berita berisi sebuah informasi yang sahih dan relevan. Dalam penulisan sebuah berita terdapat prinsip-prinsip isi berita yaitu tema berita, orang atau pelaku yang mengalami atau berperan, tempat terjadinya peristiwa, penyebab terjadinya suatu peristiwa dan urutan terjadi peristiwa. (Ishwara, luwi, jurnalistik Dasar, Bogor ,Grafika Mardi Yuana : 2005)
Berdasarkan matakuliah jurnalistik yang telah diajarkan dan pemberian tugas menulis berita, maka peneliti tertarik untuk  melakukan penelitian dengan judul, “ Kemampuan Membuat Berita pada Mahasiswa Kelas B FKIP, Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Haluoleo Kendari, Angkatan 2009.” untuk mengukur kemampuan mahasiswa dalam penulisan sebuah berita. Jenis  berita yang dimaksudkan adalah bentuk soft news  yang merupakan bagian dari berita straight news, yaitu berita yang menuntut kemampuan memaparkan dari sekadar membicarakan tentang suatu kejadian dan merupakan berita pendukung.
1.1.2    Masalah
Masalah pada penelitian ini adalah “ Bagaimanakah Kemampuan Menulis Berita Pada Mahasiswa Kelas B FKIP, Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Haluoleo Angkatan 2009 ?”
1.2     Tujuan dan Manfaat
1.2.1    Tujuan Penelitian
 Tujuan yang ingin dicapai pada penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan tentang kemampuan menulis berita pada Mahasiswa Kelas B FKIP, Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia universitas Haluoleo  Angkatan 2009.
1.2.2    Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan pada penelitian ini adalah sebagai berikut :
1.    Penulis dapat memperoleh pengetahuan dan pemahaman tentang menulis berita.
2.    Pembaca dapat memperoleh pengetahuan dan pemahaman tentang menulis berita
3.    Sebagai bahan masukkan bagi dosen matakuliah jurnalistik tentang kemampuan mahasiswa menulis berita.
4.    Sebagai bahan informasi dan rujukan bagi  peneliti yang relevan dengan penelitian ini.

1.3  Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup dalam penelitian ini adalah kemampuan mahasiswa menulis berita yang yang berbentuk soft news yang merupakan bagian dari bentuk berita straight news.
1.3    Batasan Operasional
Batasan istilah yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut
1.    Kemampuan adalah kesanggupan, kecakapan, dan kemampuan mahasiswa dalam menulis berita.
2.    Berita yang dimaksud dalam penelitian ini adalah berita yang dibuat oleh Mahasiswa Kelas B FKIP,  Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universita Haluoleo Angkatan 2009.























BAB II
KAJIAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Menulis
Menulis adalah suatu proses. Sebagai suatu proses, menulis mencakup serangkaian kegiatan mulai dari penemuan gagasan atau topik yang akan dibahas sampai penulisan buram (draft) akhir. Proses itu mencakup beberapa tahap yaitu tahap persiapan atau tahap prapenulisan, tahap penulisan dan tahap revisi.
Pada tahap prapenulisan kita memikirkan dan mengerjakan berbagai kegiatan sebelum kegiatan menulis yang sebenarnya dipat dimulai. Pada tahap penulisan kita mengembangkan gagasan, memecahkan topik ke dalam subtopik, memberikan uraian, contoh,dan sebagainya dalam wujud rangkaian kata, rangkaian kalimat dan rangkaian paragraph (Akhadiah dalam suriamiharja, 1997 : 4),
 Menulis adalah keseluruhan rangkaian kegiatan seseorang mengungkapkan gagasan melalui bahasa tulis kepada pembaca untuk dipahami tepat seperti yang dimaksudkan oleh penulis. Pengertian ini mengandung empat unsur penting yaitu : 1) gagasan, 2) bahasa tulis, 3) untuk pembaca, 4) terpahami. Menulis adalah kegiatan komunikasi berupa penyampaian pesan secara tertulis kepada pihak lain. Aktivitas menulis melibatkan unsur penulis sebagai pembawa pesan dan pembaca sebagai penerima pesan (widyamartaya dalam Fatmawati, 2009 : 6).
Sebagai proses, menulis merupakan serangkaian aktivitas yang terjadi dan melibatkan beberapa tahap yaitu tahap prapenulisan (persiapan), penulisan (pengembangan isi karangan, pasca penulisan (telaah dan revisi atau penyempurnaan). Ketiga tahapan ini harus dipahami sebagai komponen yang memang ada dan dilalui olleh seseorang dalam proses tulis menulis (Suparno dalam Fatmawati, 2009 : 6).
Menulis pada hakikatnya adalah menuangkan gagasan, pendapat, perasaan, keinginan serta informasi ke daalam bahasa Indonesia tulis yang kemudian mengirimkannya kepada orang lain (Syafi’ie dalam Fatmawati : 6).
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa menulis merupakan penuangan pikiran atau perasaan ke dalam bahasa Indonesia tulis yang tepat untuk dikomunikasikan kepada pembaca.

2.2 Proses menulis
Menurut suparno (2004:15)  proses menulis merupakan serangkaian aktivitas yang terjadi dan melibatkan beberapa tahap yaitu tahap prapenulisan, penulisan (pengembangan isi karangan), pasca penulisan (telaah dan revisi atau penyempurnaan tulisan). Ketiga tahap tersebut harus diketahui dan dipahami sebagai komponen yang akan menjadi rujukan dalam penulisan.

2.2.1. Tahap penulisan
Tahap ini merupakan fase persiapan menulis, sama seperti pemanasan pada olahraga. Pada fase ini terdapat hal penting yaitu memilih topik, menetapkan tujuan dan sasaran, mengumpulkan bahan dan informasi yang diperlukan, serta mengorganisasikan ide atau gagasan dalam bentuk karangan.

2.2.2 Tahap Penulisan
Jika telah selesai tahap prapenulisan berarti kita telah siap untuk menulis. Mengembangkan butir demi butir ide yang terdapat dalam karangan, dengan memanfaatkan bahan atau informasi yang telah dipilih dan dikumpulkan.
Struktur karangan terdiri dari bagian awal, isi, dan akhir. Awal karangan berfungsi untuk memperkenalakn dan skaligus mengiringi pembaca terhadap pokok tulisan kita.bagian ini menentukan pembaca untukmelanjutkan kegiatan membacanya.
Isi karangan menyajikan bahasan topik atau ide utama karangan. Hal-hal yang berfungsi memperjelas atau mendukung ide  seperti contoh, bukti atau alasan. Sedangkan bagian akhir karangan berfungsi untuk mengembalikan pembaca pada ide-ide inti karangan melalui perangkuman ide-ide penting. Bagian ini berisi simpulan dan dapat ditambah saran bila diperlukan.

2.2.3  Tahap Pascapenulisan
Tahap ini adalah tahap penyempurnaan tulisan. Kegiatanya terdiri atas penyuntingan dan perbaikan (revisi). Kegiatan revisi dapat berupa penambahan, pergantian, penghilangan, pengubah, atau penyusunan kembali unsur-unsur karangan.
Hal ini senada dengan pendapat Akhadih (1996:3) yang mengemukakan lima langkah atau tahap dalam proses menulis yaitu : a) menentukan topic, b) membatasi topic,
c) menentukan tujuan, d) menentukan bahan dan e) menyusun kerangka karangan.

2.3 Konsep Berita
2.3.1 Pengertian Berita
Menurut kamus besar, berita berarti laporan mengenai kejadian atau peristiwa yang hangat. Berita adalah laporan tercepat mengenai fakta atau ide terbaru yang benar, menarik atau penting bagi khalayak, melalui media berkala seperti surat kabar, radio, televisi atau media on-line internet.
News (berita) mengandung berasal dari kata new yang berarti baru. Secara singkat sebuah berita adalah sesuatu yang baru, yang diketengahkan bagi khalayak pembaca atau pendengar. Berita adalah laporan tercepat mengenai fakta atau ide terbaru yang benar, menarik, pada media cetak atau pada media elektronik.
Menurut Dean M. lyle Spencer (2005 : 44)  berita adalah suatu kenyataan atau ide yang benar yang dapat menarik perhatian sebagian besar dari pembaca.
Menurut Djafar H Asegaf ,berita adalah laporan tentang fakta atau ide yang termasa (baru), yang dipilih oleh staf redaksi suatu harian untuk disiarkan yang dapat menarik perhatian pembaca. Mencakup segi-segi human interest seperti humor, emosi dan ketegangan.
Dari definisi- definisi di atas, pada prinsipnya terdapat unsur-unsur yang penting yaitu laporan kejadian atau peristiwa atau pendapat yang menarik dan penting, disajikan secepat mungkin kepada khalayak luas.

2.3.2 Jenis-jenis berita
 Jenis-jenis berita, antara lain :
1.    Straight News : berita langsung, apa adanya, ditulis secara singkat dan lugas. Sebagian besar halaman depan surat kabar berisi berita jenis ini. Jenis berita Straigh news dibagi menjadi dua bagian yaitu : 1) Hard News : yakni berita yang memiliki nilai lebih dari segi aktualitas dan kepentingan atau amat penting segera diketahui pembaca. Berisi informasi peristiwa khusus ( special event ) yang terjadi secara tiba-tiba.2) Soft News, nilai beritanya dibawah hard news dan lebih merupakan berita pendukung.
2.    Dept News : berita mendalam dikembangkan dengan pendalaman hal-hal yang ada di bawah suatu permukaan.
3.    Investigation News : berita yang dikembangkan berdasarkan penelitianatau penyelidikan dari berbagai sumber.
4.    Interpretative News : berita yang dikembangkan dengan pendapat atau penelitian penulisnya/reporter.
5.    Opinion News : berita mengenai pendapat seseorang, biasanya pendapat para cendikiawan, sarjana, ahli, atau pejabat mengenai suatu hal, peristiwa, kondisi polesosbudhankam, dan sebagainya.
2.3.2    Struktur Berita
1.     Secara umum berita mempunyai bagian-bagian dalam penyusunannya yaitu Headline, biasa disebut dengan judul, Sering dilengkapi dengan anak judul. Headline berguna untuk menolong pembaca agar segera mengetahui peristiwa yang akan diberitakan dan  menonjolkan satu berita dengan dukungan teknik grafika.
2.    Deadline. Terdiri atas nama media massa, tempat kejadian dan tanggal kejadian. Ada pula yang terdiri atas nama media massa, tempat kejadian dan tanggal kejadian. Tujuannya adalah untuk menunjukkan tempat kejadian dan inisial media.
3.    Lead . lazim disebut teras berita, biasanya ditulis pada paragraf pertama sebuah berita. Ia merupakan unsur yang paling penting dari sebuah berita, yang menentukan apakah isi berita akan dibaca atau tidak. Ia merupakan saripati sebuah berita yang melukiskan seluruh berita secara singkat.
4.    Body atau tubuh berita. Isinya menceritakan peristiwa yang dilaporkan dengan bahasa yang singkat, padat, dan jelas. Dengan demikian body merupakan perkembangan berita.

2.2.3 Naskah Berita
Dalam pembuatan sebuah naskah berita harus memperhatikan unsur 5W1H yaitu: 1) What-apa yang terjadi di dalam suatu peristiwa? 2) Who- siapa yang terlibat di dalamnya? 3) Where- dimana terjadinya peristiwa itu? 4) When-kapan terjadinya? 5) Why-mengapa peristiwa itu terjadi? 6) How- bagaimana terjadinya ? 7) What next- terus bagaimana?
Selain memperhatikan unsur 5W1H. menurut Sumadiria (2006 : 25) berita memiliki ciri, yaitu :
1.    Singkat dan padat.
Singkat artinya menghindari penjelasan yang panjang dan bertele-tele. Sedangkan padat artinya bahasa yang singkat, sudah mampu menyampaikan informasi yang lengkap.
2.    Sederhana.
Sederhana artinya bahasa sebisanya memilih kalimat tunggal dan sederhana, bukan kalimat majemuk yang panjang, rumit, dan kompleks. Kalimat yang efektif, praktis, sederhana pemakaian kalimatnya, tidak berlebihan pengungkapannya.
3.    Lugas.
Lugas artinya bahasanya mampu menyampaikan pengertian atau makna informasi secara langsung dengan menghindari bahasa yang berbunga-bunga.
4.    Menarik.
Menarik artinya dengan menggunakan pilihan kata yang masih hidup, tumbuh, dan berkembang atau menghindari kata-kata yang sudah mati.
5.    Jelas.
Jelas artinya informasi yang disampaikan jurnalis dengan mudah dapat dipahami oleh khalayak umum (pembaca). Struktur kalimatnya tidak menimbulkan penyimpangan/pengertian makna yang berbeda, menghindari ungkapan bersayap atau bermakna ganda (ambigu), oleh sebab itu bahasanya harus bersifat denotatif.
6.    Akurat.
Akurat maksudnya dapat meyakinkan pembaca, gagasan masuk akal, nama dan angka ditulis dengan tepat.

2.3.4 Menyusun Berita
Tulisan yang baik mensyaratkan penulisnya menempatkan diri dalam cerita. Jujur dalam berbahasa, sesuaikan bahasa dengan peristiwa (luwi ishwara,93:2005). Dalam penulisan berita kita harus memperhatikan petunjuk- petunjuk penulisan yaitu
a.     Ingat  Fokus
Dalam berita gagasan utama dan  fokus dipakai sebagai pegangan. Pada tahap ini kita harus memilih bahan yang ada hubungan dengan fokus.
b.    Memilih banyak lead
Dalam menentukan lead terkadang kita menemui  kesulitan dalam menentukan lead, untuk itu cobalah dengan menulis beberapa lead, kemudian teruskan menulis sisa beritanya dan pilih satu leadika selesai menulis.
c.    Perbaiki kemudian
Jika terbentur pada kalimat atau paragraph yang rasanya tidak sesuai, berilah tanda Setelah selesai menulis kembalilah dan perbaiki .
d.    Gunakan teknik Tanya – jawab
Jangan membuat tulisan yang dapat  yang dapat menimbulkan pertanyaan pada pembaca. coba antisipas pertanyaan pembaca dan menjawabnya.
e.    Baca keras-keras
Jika sedang berkutat dengan suatu kalimat yang tidak benar, bacalah dengan keras-keras, Juga setelah selesai menulis. Hal itu akan membuat berita yang tidak benar terdengar, yang mungkin tidak dapat ditangkap dengan mata.
f.    Periksa akurasi
Baca kembali dan periksa nama, judul, tanda baca, dan kutipan-kutipan. Disini,  penulis memastikan bahwa nama yang dihubungkan dengan suatu kutipan itu benar, dan memastikan tidak ada kesalahan dalam pengetikan dan ejaan.
    Sepuluh prinsip menulis secara jelas (Robert Gunning dalam Luwi Ishwara 2005 : 105) yaitu :
1.    Usahakan agar kalimat pendek-pendek.
Panjang kalimat harus berbeda, kalau ingin menyelamatkan pembaca dari kebosanan. Mengubah-ubah panjang kalimat, menciptakan variasi dan meningkatkan keenakan membaca.
2.    Pilih yang sederhana daripada yang kompleks.
Prinsip ini tidak melarang penggunaan bentuk yang kompleks,  yang dibutuhkan bentuk yang sederhana maupun yang kompleks untuk mengungkapkan kejelasan. Ada saatnya bentuk kompleks adalah yang terbaik, tetapi ada pilihan pilihlah yang sederhana.
3.    Pilihlah kata-kata yang lazim.
Dalam menyampaikan pesan kita harus menghubung-hubungkan pikiran kita dengan pengalaman orang lain. Kata-kata yang pendek, sederhana yang lazim bagi setiap orang adalah yang terbaik. Hindari kata-kata yang berlebihan, berbunga-bunga atau kata-kata yang mubazir.
4.    Hindari kata-kata yang tidak perlu.
Bagian terbesar dari semua usaha dan penulisan jurnalistik diperlemah dengan kata-kata yang tidak berarti. Kata –kata demikian menjemukkan pembaca dan memudarkan perhatian.
5.    Beri kekuatan pada kata kerja.
Kata kerja aktif yang kuat dalam penulisan akan memberikan lonjakan dan menahan perhatian pembaca. Penggunaan kalimat aktif dinilai lebih langsung dan kuat daripada kalimat pasif.penulis yang baik rajin mencari kombinasi kata-kata yang tepat dan kata-kata kerja yang paling kuat.
6.    Tulislah sebagaimana anda bicara.
Hindari bahasa formal yang kaku, terutama dalam lead. Ringkaskan kekuatan dari berita ke dalam paragraph lead. Tetapi jangan hambat pembaca dengan akronim dan detail-detail tambahan.
7.    Gunakan istilah yang bisa digambarkan oleh pembaca.
Hindari penulisan yang samar,bila kata-kata itu ingin digunakan maka harus ada penjelasan sehingga dapat dimengerti oleh pembaca.
8.    Hubungkan dengan pengalaman pembaca anda.
Suatu pernyataan yang diputus atau dipisahkan dari konteksnya adalah suatu bentuk yang mengambang. Harus ada referansi lain, suatu dasar yang memberikannya pegangan dan arti.
9.    Gunakan sepenuhnya variasi.
Setiap penulis, dengan cara ia menggunakan bahasa, mengungkapkan sesuatu tentang kebiasaan, semangatnya, kemampuannya dan prasangkanya. Hal ini tidak bisa dielakkan dan menyenangkan. Semua penulisan adalah komunikasi ; penulisan kreatif adalah komunikasi melalui pengungkapan – ini adalah” diri’ yang melepaskan diri ke keterbukaan. Gaya –style- harus dikembangkan , seseorang tidak bisa dipuaskan dengan hanya meniru. Kita harus mampu menilai setiap situasi baru, melihat perbedaan, memilih kata-kata yang tepat. Untuk semua ini dibutuhkan pengetahuan yang luas tentang fleksibilitasdan variasi dari bahasa.
10.    Menulislah untuk menyatakan, bukan untuk mempengaruhi.
 Kalimat di atas berarti tidak perlu memakai kata-kata yang muluk untuk membuat orang terkagum-kagum dan terheran-heran.










BAB III
METODE DAN TEKNIK DALAM PENELITIAN

3.1 Metode dan Jenis Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif, yaitu menggambarkan hasil yang diperoleh mahasiswa dalam menulis berita dengan menggunakan angka-angka sesuai dengan prinsip statistik. Penelitian ini adalah tergolong penelitian lapangan karena karena peneliti langsung ke lokasi penelitian untuk mengumpilkan data penelitian.

3.2 populasi dan sampel penelitian
3.2.1 populasi penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah keseluruhan mahasiswa kelas b Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Haluoleo Kendari, angkatan 2009, dimana jumlah mahasiswa pada kelas tersebut berjumlah 45 orang. Karakteristik populasi bersifat heterogen karena kemampuan mahasiswa dalam menerima pelajaran berbeda-beda. Hal ini tampak pada IP. Semester yang bervariasi yaitu 2,00 – 4,00 yang dicapai oleh mahasiswa. Untuk lebih jelasnya mengenai keadaan populasi kelas b, dapat dilihat pada tabel berikut
Tabel I
Populasi penelitian

                 N    



(Sumber Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Haluoleo Kendari)

3.2.2  Sampel penelitian
Karakteristik populasi dalam penelitian ini bersifat heterogen yang berjumlah sebanyak 45 orang. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 45 orang yaitu jumlah keseluruhan dari populasi pada kelas b.

3.3 Instrumen Penelitian
    Penelitian ini menggunakan instrumen tes menulis berita. Penulisan tes menulis berita didasarkan pertimbangan bahwa kemampuan menulis merupakan ketrampilan yang bersifat produktif sehingga akan tepat biladigunakan tes dalam bentuk menulis. Agar mahasiswa lebih komunikatif, maka ditentukan petunjuk sebagai berikut
1.    Isi berita harus :
a.    benar dan logis
b.    menggunakan rumus 5W1H
c.    menggunakan pilihan kata yang tepat sehingga membuat berita menarik.
2.    Waktu yang disediakan untuk menyusun berita adalah satu minggu.
3.4 Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilaksanakan dengan menggunakan instrument tes menulis berita. Untuk memperlancar dan menjaga objektivitas pengumpulan data, peneliti akan dibantu oleh dosen matakuliah jurnalistik. Data yang diperoleh dari hasil tulisan mahasiswa setelah dikumpul, diolah untuk menentukan isi iklan setelah itu diamati sesuai dengan asoek yang dinilai. Adapun langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut
1.    Memberi kode pada lembaran kerja mahasiswa yang akan dijadikan sampel penelitian dengan member nomor urut.
2.    Mengoreksi tulisan mahasiswa, karena ada kemungkinan sebagian kata atau kalimat tidak terbaca.
3.    Mengoreksi tulisan mahasiswa dengan melihat empat aspek yang dinilai dalam menulis berita yang dibuat mahasiswa.

3.5    Penilaian Tulisan
Untuk menilai hasil tulisan berita yang dibuat mahasiswa digunakan teknik analitik yaitu diarahkan pada ketepatan penulisan berita soft news yang meliputi aspek : benar dan logis, menggunakan rumus 5W1H dan menggunakan pilihan kata yang tepat sehingga membuat berita menarik.
Skala penilaian yang digunakan adalah 1-3, skala penilaian tersebut mengacu pada pedoman dan cara penskoran penulisan dalam  mata kuliah jurnalistik, yaitu sebagai berikut
Tabel 2. Penskoran penilaian (Berita)














                               (sambungan penskoran nilai berita)
Untuk mengetahui kemampuan mahasiswa dalam menulis berita dihitung dengan rumus sebagai berikut
Nilai tes menulis berita    =     skor perolehan                x                 100
                                                     Skor maksimum
Wujud nyata perhitungan nilai kemampuan menulis berita berdasarkan rumus di atas akan tampak pada contoh berikut. Misalnya dari 25 sampel ada satu siswa yang memperoleh nilai sebagai berukut
Tabel 3. Contoh perhitunganKemampuan Menulis Berita






                                            (sambungan tabel 3)
Skor kemampuan menulis iklan yang diperoleh mahasiswa tersebut adalah 7. Bila angka tersebut dimasukkan dalam rumus, akan menjadi
Nilai tes mebulis berita        =  Skor perolehan           x       100
                                                  Skor maksimum
                                             =         7                 x      100 
                                                        9
                                             =         77,78

3.6    Teknik Analisis Data
Analisis data dapat dilakukan secara deskriptif,dalam pendeskripsian dilakukan teknik presentase. Untuk mengetahui kemampuan mahasiswa dalam menulis berita digunakan rumus membagi perolehan siswa dengan skor maksimal dikali 100%, sebagai berikut
P =      Fx    x  100 %
            n   
Keterangan :
P             =     kemampuan
   Fx        =     Jumlah skor yang diperoleh siswa
N            =     Jumlah skor maksimal
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat kriteria kategori kemampuan di bawah ini
Tabel 4. Kriteria Kategori Kemampuan





Dari tabel di atas dapat dijelaskan sebagai berikut
1.    Mahasiswa dikatakan sangat mampu apabila mencapai skor 8 – 9 atau persentase kemampuan responden 85% - 100%.
2.    Mahasiswa dapat dikatakan mampu apabila mencapai skor 6 – 7, atau persentase kemampuan responden 65% - 84%, dan
3.    Mahasiswa dikatakan kurang mampu apabila mencapai skor 0 – 5, atau persentase kemampuan responden 0% - 64%














DAFTAR PUSTAKA
Sumadiria, Haris. 2006. Bahasa Jurnalistik. Bandung: Simbiosa Rekatama Media.

Fatmawati. 2009. Kemampuan Menulis Iklan Siswa Kelas IX SMP Negeri I                        Pondidaha. Kendari: Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Haluoleo.
Lindayani, Lilik Rita. 2011. Bahasa Penalaran.Kendari : Kementrian Pendidikan Nasional Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Haluoleo Kendari.

Suriamiharja,Agus,dkk. 1996/1997. Petunjuk Menulis Praktis. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Akhadiah, Sabarti, dkk. 1996/1997. Menulis. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Kendari.

Ishwara, luwi. 2005. Catatan-Catatan Jurnalisme Dasar. Jakarta: Buku Kompas.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar