SELAMAT BERJUMPA LAGI

Senin, 28 Mei 2012

PARAGRAF JURNAL

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang

Menurut Barnet (1974:61), paragraf merupakan seperangkat kalimat yang berkaitan erat satu sama lainnya. Kalimat-kalimat tersebut tersusun menurut aturan tertentu sehingga makna yang dikandungnya dapat dibatasi, dikembangkan, dan diperjelas (Tarigan dalam Sumadiria,2006:81).
Paragraf adalah bagian dari satuan karangan ( biasanya mengandung satu ide pokok dimulai penulisannya dengan baris baru ); alenia; tanda (Muliono (ed) dalam suriamiharja,1997:45).
Berdasarkan ketiga definisi di atas dapat disimpulkan bahwa paragraf adalah seperangkat kalimat yang berkaitan dan mengandung satu ide pokok dan dimulai dengan baris (alinea) baru.

B.    Masalah

Masalah yang akan dibahas pada makalah ini adalah bagaimanakah paragraf jurnalistik ?

C.    Tujuan
Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk mendiskripsikan tentang paragraf jurnalistik.

D.    Manfaat
Manfaat yang diharapkan dari penulisan makalah ini adalah
a.    Penulis dapat memperoleh pengetahuan dan pemahaman tentang paragraf jurnalistik.
b.    Pembaca dapat memperoleh pengetahuan dan pemahaman tentang paragraf jurnalistik.







BAB II
PEMBAHASAN



A.    Arti dan Definisi Paragraf Jurnalistik

a.    Pengertian Paragraf Jurnalistik

Secara fisik visual sebuah paragraf atau alinea ditandai dengan penulisan kata awal kalimat yang menjorok ke dalam beberapa ketukan, biasanya 5-7 ketukan. inilah yang lazim disebut baris baru atau ganti baris. Bahkan dalam karya feature, cukup banyak ditemukan paragraf yang hanya terdiri atas satu kata. Jadi, setiap paragraf bisa hanya sebuah kalimat, bisa pula hanya sebuah kata.
Menurut pakar bahasa Djargo Tarigan, tidak ada ukuran yang definitive berapa sebaiknya panjang paragraf. Latar belakang atau keadaan pembaca menetukan panjangnya paragraf.
Sifat atau karakteristik media pun mempunyai tuntutan tersendiri terhadap panjangnya paragraf. Surat kabar cenderung pendek-pendek paragrafnya sedangkan majalah lebih panjang. Sifat atau tuntutan kalimat topik sangat mempengaruhi panjangnya paragraf. Ada kalimat topik yang membutuhkan banyak kalimat pengembang untuk memperjelas dan memperinci maknanya, Karena itu paragrafnya menjadi panjang. Kadang-kadang ada kalimat topik yang dapat diperjelas hanya dengan beberapa kalimat pengembang. Dalam hal ini jelas paragrafnya agak pendek (Tarigan, dalam Sumadiria 2007: 83).
Dalam paragraf jurnalistik, sangat dihindari penggunaan paragraf-paragraf panjang. Alasan Pertama adalah filosofis, dan alasan kedua adalah teknis. Alasan filosofis, bahasa jurnalistik harus disajikan secara sederhana dan ringkas karena khalayak media massa sangat heterogen serta berada dalam sifat ketergesa-gesaan. Alasan teknis, bahasa jurnalistik disajikan dalam ruang lajur-lajur kolom yang pendek dan sempit.

b.    Defenisi Paragraf Jurnalistik

Paragraf jurnalistik menunjuk kepada paragraf yang berpijak kepada proses dan hasil karya jurnalistik. Paragraf jurnalistik berada dalam ruang lingkup serta tunduk kepada kaidah bahasa jurnalstik. Jika suatu paragraf mengandung unsur materi jurnalistik, misalnya tajuk rencana, karikatur, pojok, kolom, berita, teks foto berita, wawancara, feature, maka paragraph itu disebut paragraf jurnalistik.
Paragraf jurnalistik adalah seperangkat kalimat tersusun logis-sistematis yang merupakan satu kesatuan ekspresi pikiran yang relevan dan mendukung pikiran pokok yang tersirat dalam keseluruhan paparan materi jurnalistik tertentu.


B.    Karakteristik Paragraf Jurnalistik

Ada lima karakteristik paragraf jurnalistik yaitu
a.    Memiliki satu ide pokok
Paragraf jurnalistik yang baik hanya memiliki satu gagasan pokok dalam keseluruhan kalimat  dan bisa ditempatkan di awal, tengah dan akhir kalimat.
b.    Dibangun oleh sejumlah kalimat
Tidak ada ketentuan baku tentang panjang pendeknya kalimat dalam paragraf jurnalistik. Panjang pendeknya paragraf ditentukan oleh pertimbangan latar belakang pembaca dan faktor isi sifat media yang dipilih.
c.    Kesatuan ekspresi pikiran
Menurut pakar bahasa, paragraf merupakan satuan terkecil dari sebuah wacana. Disebut satuan terkecil, karena pada paragraf sudah terdapat satu kesatuan ekspresi pikiran dan perasaan mengenai gagasan sentral apa yang ingin disampaikan penulis atau jurnalis kepada khalayak pembaca, pendengar, atau pemirsa.
d.    Kesatuan koheren dan padat
Kesatuan sebuah paragraf jurnalistik bukan hanya terletak pada bentuknya sebagai kumpulan kalimat yang ditandai dengan penulisan awal pragraf  yag menjorok ke dalam 5-7 ketukan, melainkan juga pada kepaduan materi, isi, dan gagasanya. jika sebuah paragraf terdiri dari lima kalimat maka kalimat itu harus membicarakan ide pokok yang sama, dan bukan masing-masing membicarakan ide yang lain.
Sebuah kalimat jurnalistik dikatakan padat apabila memuat banyak informasi. Bahasa jurnalistik mengutamakan paragraf yang singkat dan padat daripada paragraf panjang tetapi sesungguhnya tidak padat atau miskin informasi.
e.    Logis dan sistematis
Paragraf jurnalistik yang baik, disusun secara tertib, teratur dan merujuk kepada kaidah logika. Artinya bentuk dan makna paragraf dapat diterima oleh pertimbagan akal sehat (common sense).

C.    Fungsi Paragraf Jurnalistik

Paragraf jurnalistik memiliki empat fungsi, yaitu
a.    Penampung ide pokok
Fungsi paragraf jurnalistik secara teknis adalah menampung ide pokok yang hendak disampaikan penulis atau jurnalis kepada pembaca, pendengar, atau pemirsa. Hanya dengan menampung dan mengelompokkan uraian-uraian ide pokok dalam satu paragraf yang ringkas, seorang penulis atau jurnalis akan mudah menyusun dan menyampaikan isi pikiran dan perasaannya secara logis dan sistematis ke dalam berbagai bentuk karya jurnalistik seperti tajuk rencana, berita atau bahkan feature.

b.    Memudahkan pemahaman jalan pikiran
Kita dapat mengetahui jalan pikiran penulis atau jurnalis, dengan cara menyimak kata demi kata, dan kalimat-kalimat yang terdapat dalam satuan-satuan paragraf pada karya-karya jurnalistik yang ditulis dan disajikan  dalam media massa. Jika jalan pikiran penulis atau jurnalis konsisten, beraturan, tidak meloncat-loncat, maka dapat dipastikan karya jurnalistik yang disusunnya termasuk efektif dan komunikatif.
c.    Melahirkan jalan pikiran sistematis
Jurnalis atau penulis yang menulis untuk media massa, harus mampu melahirkan karya-karya jurnalistik bermutu tinggi. Karya jurnalistik bermutu tinggi antara lain dapat dilihat dan diperiksa pada jalan pikiran yang muncul dalam setiap kalimat atau paragraf jurnalistik yang ditulisnya. Ia akan merujuk dan mengikuti pola tertentu, misalnya pola deduktif dan pola induktif.
d.    Mengarahkan pembaca ikuti arus penulis
Seorang penulis atau jurnalis yang baik akan mengarahkan, memandu, sekaligus mengikat pikiran dan perasaan pembaca, pendengar, atau pemirsanya untuk hanya mengikuti jejak langkahnya. Dalam proses mengikuti arus penulis atau jurnalis, pembaca tidak boleh merasa lelah atau dibuat lelah, merasa bingung atau dibuat bingung. Pembaca harus merasa senang dan dibuat senang. Singkat kata pembaca harus merasa dimanjakan





















BAB III
PENUTUP


A.    Simpulan

Berdasarkan pembahasan pada makalah ini, dapat ditarik simpulan

a.    Paragraf jurnalistik adalah seperangkat kalimat tersusun logis-sisitematis yang merupakan satu kesatuan ekspresi pikiran yang relevan dan mendukung pikiran pokok yang tersirat dalam keseluruhan paparan materi jurnalistik tertentu.

b.    Paragraf jurnalistik memiliki empat karakteristik, yaitu
a)    memiliki satu ide pokok.
b)    Dibangun oleh sejumlah kalimat.
c)    Kesatuan ekspresi pikiran.
d)    Kesatuan koheren dan padat.

c.    Paragraf jurnalistik memiliki fungsi, yaitu
a)    Penampung ide pokok
b)    Memudahkan pemahaman jalan pikiran
c)    Melahirkan jalan pikiran sistematis
d)    Mengarahkan pembaca ikuti alur penulis


B.    Saran













Daftar Pustaka


-    Sumadiria, Haris. 2006. Bahasa jurnalistik. Bandung: Simbiosa Rekatama Media.

-    Suriamiharja, Agus,(dkk). 1997.Petunjuk Praktis Menulis. Jakarta: Departemen pendidikan dan kebudayaan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar