SELAMAT BERJUMPA LAGI

Sabtu, 02 Juni 2012

RPP UJIAN


SEKOLAH : SMA Kartika Kendari
MATA PELAJARAN : Bahasa Indonesia
KELAS : X
SEMESTER : 1
ALOKASI WAKTU : 2 x 45 Menit
STANDAR KOMPETENSI
                           Mendengarkan
                                  1. Memahami siaran atau cerita yang disampaikan secara langsung/tidak langsung.
Memahami siaran atau cerita yang disampaikan  secara langsung/tidak langsung.
KOMPETENSI
DASAR
MATERI PEMBELAJARANKEGIATAN
PEMBELAJARAN
PENILAIANALOKASI
WAKTU
SUMBER BELAJAR
Mengintifikasi Unsur- Unsur Intrinsik dan Ekstrinsik Suatu Cerita yang Disampaikan Secara Langsung
Proses
Setelah membaca cerpen yang disajikan, siswa diharapkan mampu menemukan unsur-unsur intrinsik yang terdapat di dalam cerpen

    Produk
Setelah membaca dan membahas hasil pencapaian tujuan proses di  atas, siswa diharapkan mampu menuliskan kembali unsur-unsur intrinsik yang telah ditemukan.

    Psikomotor:
Secara berkelompok siswa dapat menyampaikan unsur intrinsik cerpen yang disediakan dalam LKS 1: psikomotor.
Tugas Individu: Menggunakan LKS
    Jenis Tagihan Penilaian: LKS 1 dan LP 1
    Bentuk Instrumen Penilaian:
    Uraian Bebas
    Jawaban Singkat
 2 x 45 Menit 
Buku: Bahasa dan Sastra Indonesia untuk SMA kelas XMateri esensial Bahasa Indonesia Silabus

  Cerpen Aku bagaikan manusia yang terhina
 Rasanya kehadiranku tak pernah diharapkan siapapun, bahkan oleh kedua orang tuaku. Aku lahir dari sebuah keluarga yang hidupnya sangat memprihatinkan. Teramat sangat, karena kedua orang tuaku hidup dengan tidak layak ditambah lagi dengan pendidikan rendah dan sikap yang kolot. Hidup dengan kekurangan disana-sini menjadikan ibu dan bapak sebagai orang tua yang haus akan materi. Namun parahnya tiada upaya, hanya impian meninggi namun sangat tipis usaha untuk menggapainya. Jangan tanyakan di mana keluarga kami yang lain. Karena keadaannya sama saja. Entah mengapa aku lahir di tengah-tengah kelurga bobrok ini, bahkan aku menyebutnya keluarga terkutuk. Pada dasarnya orangtuaku mengharapkan anak mereka yang lahir adalah lelaki, karena mereka berharap kami akan membantu perekonomian keluarga. Namun, anak pertama terlahir sebagai perempuan, berlanjut terus tanpa henti hingga aku terlahir sebagai perempuan di urutan ke delapan. Hah…tidak usah heran, karena mereka pun tak pernah lelah mengharapkan impian bodoh mereka itu. Kedengarannya kasar sekali aku mengecam orang tua dan keluargaku sendiri. Namun, itulah kerasnya kehidupan, kadang kita akan terseret ke dalam arus disekelilingnya. Aku muak!! Aku tak ingin terus-terusan hidup luntang – lantung dalam kehidupan menyebalkan seperti ini. Apalagi setelah kelahiranku beberapa tahu lalu bapak pergi entah ke mana. Ia mungkin tak sanggup lagi memikul tanggung jawab untuk menafkahi sembilan orang perempuan yang hanya menyusahkan kehidupannya. Aku tahu di luar sana ia pasti berteriak lega. Hingga sudah bisa ditebak aku tak pernah tahu bagaimana rupa bapakku itu. Malam ini ku pilih sebagai malam yang tepat untuk mengakhiri bebanku selama ini. Apakah aku akan bunuh diri? Owh, tidak!! Aku tidak sebodoh itu. Aku hanya ingin memulai kehidupan baruku. Yaa, sama seperti bapak yang lari meninggalkan kami. Toh aku juga tidak akan dicari oleh mereka. Malah sangat pasti mereka akan senang, karena tanggungan mereka berkurang satu lagi. Hari-hariku berjalan dan berlanjut apa adanya. Awalnya sulit karena aku harus hidup sendiri tanpa ada yang perduli dengan diriku. Terkadang aku berpikir untuk mencari bapak. Ibu pernah bercerita, bahwa bapak mempunyai tanda yang bisa aku kenali. Yaitu ia mempunya tanda lahir berbentuk bulan sabit berwarna hitam legam di punggung sebelah kanan. Tanda yang langka, sehingga mudah untuk dikenali. Namun, apakah mungkin aku memeriksa punggung setiap laki-laki? Hah, mustahil. Sudahlah aku pun melenyapkan keinginan gila itu. Lagipula jika aku bertemu dengannya, aku mau apa darinya? Aku sudah teramat benci terhadapnya. Lelaki tak bertanggung jawab.!! Mungkin itulah awal dari kebencian ku yang teramat sangat terhadap lelaki. Apalagi aku terbiasa hidup di lingkungan perempuan yang mandiri tanpa lelaki. Ibu pun seolah mengajarkan untuk benci terhadap lelaki. Akhirnya ini juga yang membawaku ke dalam lembah kesalahan. Semua orang tahu bahwa hidup di jalan bukanlah hal mudah. Sangat banyak godaan yang menyesatkan. Dan aku pun tak bisa menghindarinya. Dan yang membuat aku bertahan dengan semua itu karena aku menikmatinya. Aku tak punya keahlian apa-apa. Yakh, terpaksa untuk membiayai hidup aku pun bekerja menjual diri. Mungkin bagi orang, perjalanan ini sudah biasa. Sudah tak sedih lagi. Sudah bassiiii….!!! Tapi itu tanggapan orang yang hanya mendengarnya, tapi bagiku yang merasakannya, ini sangat sakit. Saakiiit…. dan pedih…! Namun hal itu tak membuatku sedikit bersimpati terhadap pria. Jangan pikir aku akan menyerahkan tubuh ini pada pria-pria di luar sana yang nakal. Hah,,,tidak!! Tidak akan pernah.!! Lalu,, pada siapa?? Yakh, tentu saja terhadap sesama jenisku: perempuan. Hufft….aku merapikan pakaianku dan bergegas meninggalkan hotel. Siang itu aku baru saja “melayani” pelanggan setiaku. Pelangganku memang terbilang sedikit, karena memang susah untuk mencari yang seperti kami. Mungkin banyak, tetapi banyak yang tidak mau mengakui bahwa mereka adalah kaum lesbi. Namun, biarlah dengan begitu sainganku tidak terlalu banyak, dan tentu saja bayaranku akan tinggi. Seiring bertambahnya usia, pelangganku semakin berkurang. Apalagi usia yang semakin menua membuat parasku tak secantik dulu. Tenagaku pun tak sehebat dulu lagi. Sehingga banyak pelangganku yang kabur. Aku pun mulai berpikir untuk mencoba “menjualnya” kepada lelaki. Aku yakin pelanggan lelaki lebih banyak dan lebih mudah didapat. Lagipula tubuhku pun masih belum terlalu jelek bagi para lelaki. Awalnya aku berat, sangat berat. Aku tak pernah membayangkan akan melakukannya dengan lelaki. Karena terus terang rasa benci yang tertanam sejak kecil, belum bisa aku lenyapkan. Tapi kehidupan yang menuntunku. Malam ini, aku pun mendapatkan pelanggan pria pertama ku. Aku sama sekali tak merasakan apapun terhadap pria ini. Seorang pria paruh baya, yang dalam pikiranku sungguh tidak tahu diri. Seharusnya ia insaf, karena melihat tampangnya ia tak akan berumur panjang lagi. Tapi,,, sudahlah. Yang terpenting aku mendapatkan uang. Kami pun memulainya. Aku sungguh baru pertama melakukan ini dengan pria, setelah puluhan tahun aku bergelut dalam dunia hitam ini dan melakukannya dengan wanita. Aku merasakan hal aneh. Entah, apa namanya. Aku merasakan kesedihan yang mendalam. Ketika ia mulai menjelajahi tubuhku, hingga melucuti satu-persatu pakaian yang melekat ditubuhku. Namun, ditengah “permainan hot” kami itu, aku tersentak kaget. Aku kemudian segera memakai pakaianku. Aku tak peduli ketika pria itu terus memanggilku. Aku menghempaskan tubuhnya yang masih berusaha untuk memaksa aku kembali melanjutkan hubungan tadi. “ Kita belum selesai nona!! Jadi kamu tidak akan bisa lari dariku”. Huh…aku tidak peduli. Aku menhempaskan tubuhnya. Kutatap lekat-lekat wajahnya. Wajah itu seperti tak asing bagiku. Bahkan aku segera merasakan perasaan benci yang memuncak terhadap semua lelaki. Aku berlari terus berlari. Tiba-tiba saja rasa penasaran tentang sosok selama ini yang aku cari-cari hilang sudah. Karena baru saja aku melihat sebuah tanda bulan sabit berwarna hitam legam di punggung sebelah kanan.   
 LKS 1: LEMBAR KERJA SISWA Bahasa Indonesia
Nama……………………. Kelompok……………… Tanggal……………….
Kegiatan 1 Bacalah cerita pendek yang telah disediakan. Setelah membaca, kerjakan langkah-langkah berikut: Tentukanlah unsur-unsur intrinsik yang terdapat di dalam cerpen tersebut! ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………. ………………………………………………………………………………. ………………………………………………………………………………. ………………………………………………………………………………. ………………………………………………………………………………. ………………………………………………………………………………. ………………………………………………………………………………. ………………………………………………………………………………. ………………………………………………………………………………. ………………………………………………………………………………. ………………………………………………………………………………. ………………………………………………………………………………. ………………………………………………………………………………. ………………………………………………………………………………. ………………………………………………………………………………. ………………………………………………………………………………. ………………………………………………………………………………. ………………………………………………………………………………. ………………………………………………………………………………. ………………………………………………………………………………. ………………………………………………………………………………. ………………………………………………………………………………. ………………………………………………………………………………. ……………………………………………………………………………….
 LKS 2: LEMBAR KERJA SISWA BAHASAINDONESIA
 Nama……………………. Kelompok……………… Tanggal……………….
Kegiatan 2 Carilah sebuah Cerpen. Lalu bacalah. Setelah membaca, kerjakan langkah-langkah berikut: Tentukanlah unsur-unsur intrinsik yang terdapat di dalam cerpen tersebut! ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………. ………………………………………………………………………………. ………………………………………………………………………………. ………………………………………………………………………………. ………………………………………………………………………………. ………………………………………………………………………………. ………………………………………………………………………………. ………………………………………………………………………………. ………………………………………………………………………………. ………………………………………………………………………………. ………………………………………………………………………………. ………………………………………………………………………………. ………………………………………………………………………………. ………………………………………………………………………………. ………………………………………………………………………………. ………………………………………………………………………………. ………………………………………………………………………………. ………………………………………………………………………………. ………………………………………………………………………………. ………………………………………………………………………………. ………………………………………………………………………………. ………………………………………………………………………………. ………………………………………………………………………………. ………………………………………………………………………………. ……………………………………………………………………………….
LEMBAR PEGANGAN GURU (LPG) BAHASA INDONESIA SMA KELAS X SEMESTER 1
Standar Kompetensi
 Mendengarkan:
1. Memahami siaran atau cerita yang disampaikan secara langsung/tidak langsung.
   Unsur Intrinsik Karya Sastra adalah unsur-unsur yang secara organik membangun sebuah karya sastra dari dalam Contoh unsur intrinsik (1) tokoh (2) alur (3) latar, (4) judul (5) sudut pandang (6) gaya dan nada Secara umum unsur-unsur intrinsik karya sastra prosa adalah: 1. Tokoh /karakter 2. Alur / plot 3. latar/ setting 4. sudut pandang (point of view) 5. tema 6. amanat  Karakter adalah orang yang mengambil bagian dan mengalami peristiwa-peristiwa atau sebagian peristiwa-peristiwa yang digambarkan di dalam plot.  Plot adalah rangkaian peristiwa yang satu sama lain dihubungan dengan hukum sebab-akibat.  Latar adalah latar peristiwa yang menyangkut tempat, ruang, dan waktu. Tema adalah gagasan pokok yang terkandung dalam drama yang  berhubungan dengan arti (mearning atau dulce) drama itu; bersifat lugas, objektif, dan khusus.  Amanat adalah pesan yang hendak disampaikan oleh pengarang kepada pembaca yang berhubungan dengan makna (significance atau utile) drama itu; bersifat kias, subjektif, dan umum. Pembedaan tokoh A. Dilihat dari segi peranan/ tingkat pentingnya/ keterlibatan dalam cerita 1. tokoh utama (main/ central character) yaitu tokoh yang diutamakan penceritaannya 2. tokoh tambahan (peripheral character) yaitu penceritaan relatif pendek (tidak mendominasi) B. Dilihat dari fungsi penampilan tokoh 1. Protagonis memberikan simpati, empati, melibatkan diri secara emosional terhadap tokoh tersebut. Tokoh yang disikapi demikian disebut tokoh protagonis. 2. Antagonis - tokoh yang menyebabkan terjadinya konflik - beroposisi dengan tokoh protagonis - Peran antagonis dibedakan menjadi dua, yaitu: 1. tokoh antagonis 2. kekuatan antagonis (tak disebabkan oleh seorang tokoh) Contoh: bencana alam, kecelakaan, nilai-nilai sosial, lingkungan alam, nilai moral, kekuasaan dan kekuatan yang lebih tinggi, dan sebagainya. C. Berdasarkan Perwatakannya 1. Tokoh Sederhana/ Simple/ Flat Tokoh yang hanya mempunyai satu kualitas pribadi (datar, monoton, hanya mencerminkan satu watak tertentu). Biasanya dapat dirumuskan dengan satu kalimat 2. Tokoh Bulat/ Complex/ Round Diungkap berbagai kemungkinan sisi kehidupan, kepribadian, dan jati dirinya. Bertentangan, sulit diduga, dan mempunyai unsur surprise. Keduanya tidak bersifat bertentangan, hanya merupakan gradasi saja. D. Berdasarkan berkembang atau tidaknya perwatakan tokoh • Tokoh Statis adalah tokoh tak berkembang yang secara esensial tidak mengalami perubahan atau perkembangan perwatakan sebagai akibat peristiwa-peristiwa yang terjadi. • Tokoh Berkembang • mengalami perkembangan perwatakan dalam penokohan yang bersifat statis biasanya dikenal tokoh hitam dan tokoh putih E. Berdasarkan Kemungkinan Pencerminan Tokoh terhadap Manusia dari Kehidupan Nyata • Tokoh Tipikal pada hakekatnya dipandang sebagai reaksi, tanggapan, penerimaan, tafsiran pengarang terhadap tokoh manusia di dunia nyata. Contoh guru, pejuang, dan lain-lain. • Tokoh Netral tokoh cerita yang bereksistensi demi cerita itu sendiri. Ia benar-benar merupakan tokoh imajiner.
 
LEMBAR PENILAIAN (LP) BAHASA INDONESIA SMA KELAS X SEMESTER 1 
Standar Kompetensi
Mendengarkan: 1. Memahami siaran atau cerita yang disampaikan secara langsung/tidak langsung.
1. KOGNITIF PROSES Pedoman Penskoran LKS 1 No Komponen Deskriptor Skor 1 2 3 1 Mengidentifikasi unsur-unsur intrinsik yang ada di dalam cerpen Siswa mampu Mengidentifikasi unsur-unsur intrinsik yang ada di dalam cerpen Keterangan: (3) sangat tepat (2) tepat (1) tidak tepat Cara Pemberian Nilai Rumus: Nilai=(Skor Perolehan Siswa)/(Skor Maksimun) x 100   LP
2.KOGNITIF PRODUK Pedoman Penskoran LKS 2 No Komponen Deskriptor Skor 1 2 3 1 Menentukan unsur intrinsik yang ada di dalam cerpen Siswa mampu menentukan unsur intrinsik yang ada di dalam cerpen Menjelaskan maksud unsur intrinsik cerpen 2 Menjelaskan maksud unsur intrinsik cerpen yang telah ditemukan Siswa mampu menjelaskan maksud unsur intrinsik cerpen yang telah ditemukan Keterangan: (3) sangat tepat (2) tepat (1) tidak tepat Cara Pemberian Nilai Rumus: (Skor Perolehan Siswa)/(Skor Maksimun) x 100   LP
3. PSIKOMOTOR Pedoman Penskoran LKS  No.2 Komponen Deskriptor Skor Catatan 1 Mampu membacakan hasil identifikasi unsur intrinsik yang terdapat di dalam cerpen, dengan kriteria: Suara Lafal Intonasi Sangat jelas Kurang jelas Tidak jelas Sangat jelas Kurang jelas Tidak jelas Sangat jelas Kurang jelas Tidak jelas 3 2 1 3 2 1 3 2 1 2 Menanggapi hasil identifikasi yang disampaikan teman Siswa mampu menanggapi hasil identifikasi unsur intrinsic cerpen yang disampaikan teman 1 2 3 Keterangan: (3) sangat tepat (2) tepat (1) tidak tepat Cara Pemberian Nilai Rumus: (Skor Perolehan Siswa)/(Skor Maksimun) x 100 LP
4 : AFEKTIF (KARAKTER) No Karakter Skor Total Tanggung Jawab Disiplin Ketekunan Kreatif Kritis.

Rabu, 30 Mei 2012

PUISI “CERMINAN DIRI”

Hidup adalah kenyataan
Hidup laksana bola bumi yang berputar
Namun pasti

Dan aku adalah hamba-Nya
Selalu berharap dan berdoa
Yang terbaik bagi diri dan hidupku

Teman menjadi sahabat
Namun terkadang teman menjadi musuh
Teman adalah cerminan hidup
Kekurangannya adalah perbaikan diri
Kelebihannya adalah penyemangat diri

Hidup adalah ujian
Untuk itu harus memaafkan
Lidah tak bersalah
hanya hati yang tak merasa

Berpikirlah sebelum bertindak
karena penyesalan selalu berada di akhir cerita.

                                    Karya : Anita


Senin, 28 Mei 2012

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) KELAS XII


Satuan pendidikan : SMA Negeri 4 Kendari
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas : XII
Semester : 1
Alokasi Waktu : 2x40 menit

A.    STANDAR KOMPETENSI :
Mendengarkan :
1.    Memahami  pembacaan novel
B.    KOMPETENSI DASAR
1.1    Menjelaskan unsur-unsur intrinsik dari pembacaan penggalan novel
C.    INDIKATOR
1.    Kognitif
a.    Produk
-    Menjelaskan tentang novel dan unsur-unsur pembangun sastra
b.    Proses
-    Melaksanakan Kegiatan :
1.    Menyimak  penggalan novel
2.    Mencatat unsur intrinsik yang ada dalam penggalan novel
3.    Mempresentasikan
4.    Menilai
5.    Menyimpulkan
2.    Psikomotor
a.    Menyimak penggalan novel
b.    Mempresentasikan hasil simakannya
c.    Menuliskan unsure pembangun sastra
3.    Afektif
a.    Karakter
•    Kerjasama
•    Akomodatif
•    Tanggung jawab
b.    Ketrampilan sosial
-    Menjadi pendengar yang apresiatif
-    Menyampaikan/mempresentasikan hasil
-    Menyumbang ide
-    Bertanya dan member I tanggapan dengan bahasa yang baik dan benar
-    Membantu teman yang mengalami kesulitan
D.    TUJUAN PEMBELAJARAN
Kognitif
a.    Produk
a)    Siswa secara mandiri/kelompok dapat menjelaskan unsur intrinsik  sastra (novel) dengan mengerjakan LKS 1 : produk
b)    Secara mandiri siswa dapat memberikan tanggapan dengan alasan yang logis tentang unsur intrinsik sastra yang didengarkan. LKS  : 1
b.    Proses
Siswa menyimak penggalan novel yang dibacakan yang terdapat pada LKS 2 : proses. Selanjutnya siswa diharapkan dapat
1)    Menentukan dan mencatat unsur intrinsik dalam novel
2)    Melakukan pembahasan mengenai unsur intrinsik dari penggalan novel yang dibacakan
3)    Memberi  tanggapan dan menilai tugas presentasi temannya.
Afektif
a.    Karakter
•    Siswa terlibat aktif dalam pembelajaran dan menunjukkan karakter berpikir kreatif, kritis dan logis, bekerja teliti, jujur dan berperilaku santun.
b.    Ketrampilan Sosial
•    Siswa terlibat aktif dalam pembelajaran dengan memperlihatkan kemajuan dalam ketrampilan menentukan unsur intrinsic novel dengan bahasa yang baik dan benar, menyumbang ide, menjadi pendengar, dan pembaca yang apresiatif dan membantu teman yang kesulitan.
E.    MATERI PELAJARAN
-    Unsur intrinsiK novel
F.    MODEL DAN METODE PEMBELAJARAN
Model Pembelajaran : Demonstrasi
Metode Pembelajaran : penugasan, diskusi, unjuk kerja
G.    MEDIA/ALAT/BAHAN
    Teks penggalan novel, lembar kerja siswa, spidol
H.    LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN
   No     Kegiatan
            A.        Kegiatan Awal
1.    Guru melakukan pengecekan ruang belajar, siswa dan media yang dibutuhkan.
2.    Apresepsi dengan menggali pemgalaman siswa tentang novel
3.    Nenjelaskan kompetensi dan indicator yang akan dicapai
4.    Mengemukakan langkah-langkah pembelajaran yang akan dilaksanakan
            B.    Kegiatan Inti
                    5. Guru menjelaskan tentang unsur intrinsik sastra/novel
                    6. Guru member kesempatan kepada siswa untuk bertanya
                    7. Guru membagi siswa menjadi empat kelompok
                    8. Siswa membaca teks bacaan yang disiapkan guru
                    9. Siswa menganalisis,menulis, berdiskusi dalam kelompok tentang unsur intrinsik      
                        yang terdapat dalam teks penggalan novel.  
                    10. Secara bergiliran siswa mempresentasikan hasil kerja kelompok di depan
                           Kelompok lain untuk ditanggapi dan diskusikan.
                    11. Siswa menyimpulkan unsur intrinsik dalam penggalan novel berdasarkan hasil
                           Kerja kelompok, seraya membantu teman sejawat yang mengalami kesulitan.
                    12. Siswa menunjukkan apresiasi terhadap hasil unjuk kerja teman kelompok lain.
            C.           Kegiatan Akhir
                    13. Guru merampungkan simpulan atau hasil diskusi siswa dan memberi penguatan
                           Terhadap simpulan yang diberikan siswa.     
                    14. guru memberikan penghargaan terhadap hasil belajar siswa.
                    15. Guru memberikan tindak lanjut berupa tugas yaitu menganalisis unsur intrinsik
      Pada novel yang dipilih siswa.                                                                 

I.    SUMBER PEMBELAJARAN
1.    Somad,adi abdul,dkk. Aktif dan Kreatif Berbahasa Indonesia. Jakarta: Pusat Pembukuan Departemen Pendidikan Nasional,
J.    PENILAIAN
      Indikator                              indikator soal               Teknik         Bentuk               Indikator
1.    Mampu menyimak           Dibacakan penggalan    Tes                 Tes lisan         Setelah dibacakan teks,
Penggalan Novel               novel, siswa dapat         penugasan        siswa dapat menyimak
yang dibacakan                 menyimak dengan                                     dan memahaminya
    baik.
2.    Mampu menentukan       Dibacakan penggalan                           Tes tertulis    berdasarkan teks yang                                      
Unsur intrinsik dalam       novel, siswa dapat     dibaca, siswa dapat me
Penggalan novel yang      menentukan unsur     nentukan unsur intrinsik
Dibacakan                           intrinsiknya.    Sastra/novel.
3.    Mampu menyimpulkan   Melalui diskusi siswa                            unjuk kerja    Mampu menyimpulkan          
Hasil diskusi                       dapat menyimpulan    unsur intrinsik sastra
    Unsur intrinsik dalam     setelah diskusi.
    Penggalan novel.













BAHAN AJAR


Novel merupakan cerita fiksi dalam bentuk tulisan dan kata-kata, menceritakan tentang kehidupan manusiadalam berinteraksi dengan lingkungan dan sesamanya.
Agar dapat memahami karya sastra kita harus dapat dapat memahami unsur intrinsik satra. unsur-unsur dalaM novel meliputi beberapa unsur, diantaranyaadalah sebagai berikut :
1.    Tema
Tema adalah pokok masalah suatu cerita.
2.    Latar atau setting
Latar atau setting adalah tempat atau waktu terjadinya peristiwa atau alur cerita.
3.    Alur atau plot
Alur atau plot adalah rangkaian peristiwa yang membangun sebuah cerita. Pada umumnya alur terdiri atas beberapa tahap, seperti pada gambar berikut
    d                                      Ket. a. pengenalan
     c                                                   b. konflik/penampilan masalah
                                                               e                                c. konflik memuncak
    b                                                              d.klimaks/puncak ketegangan
                                                            a        f                     e. ketegangan menurun
                                                                          f. penyelesaian
a.    Tahap pengenalan
        Tahap ini menguraikan latar cerita atau penokohan.
b.    Tahap penampilan masalah /konflik
Tahap ini menceritakan persoalan yang dihadapi pelaku cerita. Dalam tahap ini, akan terjadi konflik antarpelaku.
c.    Tahap konflik memuncak
Tahap ini menceritakan konflik yang dihadapi pelaku yang semakin meningkat.
d.    Puncak ketegangan /klimaks
Tahap ini menggambarkan ketegangan masalah dalam cerita atau masalah itu telah mencapai klimaks/puncak.
e.     Tahap ketegangan menurun
Tahap ini menceritakan bahwa masalah yang telah berangsur-angsur dapat diatasi dan dikhawatirkan mulai hilang.
f.    Tahap penyelesaian
Tahap ini menceritakan bahwa masalah tersebut sudah dapat diatasi. Pengarang memberikan pemecahan dari semua peristiwa sebelumnya.
4.    Penokohan
Penokohan atau perwatakan merupakan unsur yang tersurat dalam sebuah cerita. Hal itu dapat kita amati berdasarkan apa yang ditulis pengarang. Penokohan adalah pelukisan mengenai pelaku atau tokoh-tokoh cerita.
Untuk mengetahui pelaku watak pelaku cerita, perhatikanlah :
a.    Apa yang dilakukan pelaku;
b.    Apa yang dikatakan pelaku;
c.    Bgaimana sikap pelaku dalam menghadapai persoalan;
d.    Bagaimana penilaian pelaku lain terhadap dirinya.
5.    Amanat
Amanat adalah hal yang ingin disampaikan pengarang kepada pembaca yang berkaitan dengan tema.amanat juga disebut sebagai  hikmahcerita. Amanat dapat berupa paham tertentu, nasehat, ajakan, atau larangan. Kita dapat mengetahui amanat yang disampaikan pengarang setelah membaca seluruh karangan.
Unsur ekstrinsik sastra adalah latar belakang pengarang, aspek-aspek sosial politik, hasil pemikiran masyarakat, dan komdisi zaman.











LKS 1 : Kognitif Produk

Nama:                        NIM:                 Tanggal :

1.    Apa yang dimaksud dengan novel ?
2.    Apa saja unsur unsur intrinsik yang terdapat pada sastra/novel ?



Skor:















LKS 2 : Kognitif proses

Nama:        NIM:                Tanggal:

Berdasarkan penggalan novel yang telah dibacakan, jelaskan unsur-unsur intrinsik yang terdapat di dalam karya sastra tersebut?
Tugas
1.    Bacalah novel-novel karya sastra lainnya. Anda dapat mencarinya di perpustakaan, di tempat-tempat peminjaman buku, atau di toko-toko buku.
2.    Diskusikan bersama kelompok anda isi novel tersebut berdasarkan unsur intrinsiknya.






   









LKS 3= Afektif : Perilaku Berkarakter

PETUNJUK
Berilah penilaian atas setiap perilaku berkarakter siswa menggunakan skala berikut.
A = Sangat baik                                              B = Memuaskan
C = Menunjukkan kemajuan                        D = Memerlukan perbaikan

FORMAT PENGAMATAN PERILAKU BERKARAKTER
 No.  Rincian Tugas   memerlukan     Menunjukkan     memuaskan      Sangat Baik
          kinerja (RTK)     perbaikan (D)   kemajuan (C)           (B)                          (A)
1.    Kerjasama

2.    Akomodatif


3.    Bertanggung
jawab
4.    Apresiatif




    Hari, Tanggal :

PROPOSAL MENULIS BERITA






BAB I
PENDAHULUAN
1.1    Latar Belakang dan Masalah
1.1.1    Latar Belakang
Ketrampilan menulis sebagai salah satu cara dari empat ketrampilan berbahasa, mempunyai peranan penting di  dalam kehidupan manusia. Dengan menulis, seseorang dapat mengungkapkan pikiran dan gagasan untuk mencapai maksud dan tujuannya. Menulis adalah menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang, sehingga orang lain dapat membaca lambang-lambang grafik tersebut kalau mereka memahami bahasa dan gambaran grafik tersebut (H.G Tarigan dalam suriamiharja,1997: 1). Sedangkan Robert Lado mengatakan bahwa : “ to write is to put down the graphic symbol the represent a language one understands, so that other can read these graphic representation “ ( Robert Lado dalam Suriamiharja,1997: 1). Dapat diartikan bahwa menulis adalah menempatkan symbol-simbol grafis yang menggambarkan suatu bahasa yang dimengerti oleh seseorang, kemudian dapat dibaca oleh orang lain yang memahami bahasa tersebut beserta symbol-simbol grafisnya.
Menulis adalah kegiatan melahirkan pikiran dan perasaan dengan tulisan. Dapat juga diartikan bahwa menulis adalh berkomunikasi mengungkapkan pikiran, perasaan, dan kehendak kepada orang lain secara tertulis ( Suriamiharja,11997:2).
Berdasarkan ketiga  definisi di atas dapat kita simpulkan bahwa menulis adalah suatu kegiatan seseorang melukiskan  atau melahirkan ide, ,gagasan, dan juga kehendak,  dapat dibaca dan dipahami oleh  dirinya sendiri dan orang lain, yang merupakan jelmaan dari bahasa lisan.
 Pada prinsipnya fungsi dari tulisan adalah sebagai alat komunikasi yang tidak langsung. Menulis sangat penting bagi pendidikan karena mempermudah para pelajar berpikir, dapat menolong kita berpikir secara kritis, dapat memudahkan kita merasakan dan menikmati hubungan-hubungan, memperdalam daya tangkap atau persepsi kita, memecahkan masalah-masalah yang kita hadapi, dan menyusun urutan bagi pengalaman.
        Menulis adalah suatu bentuk dari apa yang ada dalam pikiran berupa ide atau gagasan seseorang yang dituangkan dalam bentuk kata-kata yans sisitematis dan memiliki makna. Jadi, salah satu tugas dari penulis adalah menguasai prinsip-prinsip dari menulis yang akan menolongnya mencapai maksud dan tujuannya. Secara singkat, belajar menulis adalah belajar berpikir dalam atau dengan gaya tertentu (Angelo,1980:5).
        Penulis yang ulung adalah penulis yang dapat memanfaatkan situasi dengan tepat, situasi yang perlu diperhatikan dan dimanfaatkan adalah (1). Maksud dan tujuan sang penulis yaitu perubahan yang akan diharapkannya akan terjadi pada diri pembaca (2). Pembaca/pemirsa  (3). Waktu/kesempatam yaitu keadaan yang melibatkan berlangsungnya suatu kejadian tertentu. Waktu, tempat dan situasi yang menentukan perhatian langsung (angelo, 1980:20).
Berdasarkan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP), tujuan pembelajaran bahasa Indonesia adalah untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam hal menyimak, berbicara, menulis dan membaca (Depdiknas, 2006). Kemampuan berbahasa Indonesia yang sesuai dengan kaidah yang benar merupakan kunci kelancaran dan kesempurnaan proses komunikasi. Seseorang tidak dapat menyampaikan perasaan, pikiran dan gagasan secara efektif apabila orang tersebut tidak menguasai bahasa sebagai sasarannya secara tepat (Tarigan dalam Fatmawati,2009 :2).
 Dibandingkan ketiga ketrampilan berbahasa diatas, ketrampilan menulis lebih sulit karena memerlukan ketrampilan khusus, bahkan untuk penutur bahasa yang bersangkutan.
Berita bukan sesuatu yang baru di kalangan masyarakat, berita menjadi kebutuhan primer, dengan berita seseorang dapat mengetahui perkembangan situasi, keadaan  dunia dan perkembangan pengetahuan. Dengan perkembangan teknologi, berita disajikan dalam ragam bentuk media, seperti media elektronik (televisi, internet) dan media tulis seperti Koran dan majalah, dll.
Berita berisi sebuah informasi yang sahih dan relevan. Dalam penulisan sebuah berita terdapat prinsip-prinsip isi berita yaitu tema berita, orang atau pelaku yang mengalami atau berperan, tempat terjadinya peristiwa, penyebab terjadinya suatu peristiwa dan urutan terjadi peristiwa. (Ishwara, luwi, jurnalistik Dasar, Bogor ,Grafika Mardi Yuana : 2005)
Berdasarkan matakuliah jurnalistik yang telah diajarkan dan pemberian tugas menulis berita, maka peneliti tertarik untuk  melakukan penelitian dengan judul, “ Kemampuan Membuat Berita pada Mahasiswa Kelas B FKIP, Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Haluoleo Kendari, Angkatan 2009.” untuk mengukur kemampuan mahasiswa dalam penulisan sebuah berita. Jenis  berita yang dimaksudkan adalah bentuk soft news  yang merupakan bagian dari berita straight news, yaitu berita yang menuntut kemampuan memaparkan dari sekadar membicarakan tentang suatu kejadian dan merupakan berita pendukung.
1.1.2    Masalah
Masalah pada penelitian ini adalah “ Bagaimanakah Kemampuan Menulis Berita Pada Mahasiswa Kelas B FKIP, Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Haluoleo Angkatan 2009 ?”
1.2     Tujuan dan Manfaat
1.2.1    Tujuan Penelitian
 Tujuan yang ingin dicapai pada penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan tentang kemampuan menulis berita pada Mahasiswa Kelas B FKIP, Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia universitas Haluoleo  Angkatan 2009.
1.2.2    Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan pada penelitian ini adalah sebagai berikut :
1.    Penulis dapat memperoleh pengetahuan dan pemahaman tentang menulis berita.
2.    Pembaca dapat memperoleh pengetahuan dan pemahaman tentang menulis berita
3.    Sebagai bahan masukkan bagi dosen matakuliah jurnalistik tentang kemampuan mahasiswa menulis berita.
4.    Sebagai bahan informasi dan rujukan bagi  peneliti yang relevan dengan penelitian ini.

1.3  Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup dalam penelitian ini adalah kemampuan mahasiswa menulis berita yang yang berbentuk soft news yang merupakan bagian dari bentuk berita straight news.
1.3    Batasan Operasional
Batasan istilah yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut
1.    Kemampuan adalah kesanggupan, kecakapan, dan kemampuan mahasiswa dalam menulis berita.
2.    Berita yang dimaksud dalam penelitian ini adalah berita yang dibuat oleh Mahasiswa Kelas B FKIP,  Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universita Haluoleo Angkatan 2009.























BAB II
KAJIAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Menulis
Menulis adalah suatu proses. Sebagai suatu proses, menulis mencakup serangkaian kegiatan mulai dari penemuan gagasan atau topik yang akan dibahas sampai penulisan buram (draft) akhir. Proses itu mencakup beberapa tahap yaitu tahap persiapan atau tahap prapenulisan, tahap penulisan dan tahap revisi.
Pada tahap prapenulisan kita memikirkan dan mengerjakan berbagai kegiatan sebelum kegiatan menulis yang sebenarnya dipat dimulai. Pada tahap penulisan kita mengembangkan gagasan, memecahkan topik ke dalam subtopik, memberikan uraian, contoh,dan sebagainya dalam wujud rangkaian kata, rangkaian kalimat dan rangkaian paragraph (Akhadiah dalam suriamiharja, 1997 : 4),
 Menulis adalah keseluruhan rangkaian kegiatan seseorang mengungkapkan gagasan melalui bahasa tulis kepada pembaca untuk dipahami tepat seperti yang dimaksudkan oleh penulis. Pengertian ini mengandung empat unsur penting yaitu : 1) gagasan, 2) bahasa tulis, 3) untuk pembaca, 4) terpahami. Menulis adalah kegiatan komunikasi berupa penyampaian pesan secara tertulis kepada pihak lain. Aktivitas menulis melibatkan unsur penulis sebagai pembawa pesan dan pembaca sebagai penerima pesan (widyamartaya dalam Fatmawati, 2009 : 6).
Sebagai proses, menulis merupakan serangkaian aktivitas yang terjadi dan melibatkan beberapa tahap yaitu tahap prapenulisan (persiapan), penulisan (pengembangan isi karangan, pasca penulisan (telaah dan revisi atau penyempurnaan). Ketiga tahapan ini harus dipahami sebagai komponen yang memang ada dan dilalui olleh seseorang dalam proses tulis menulis (Suparno dalam Fatmawati, 2009 : 6).
Menulis pada hakikatnya adalah menuangkan gagasan, pendapat, perasaan, keinginan serta informasi ke daalam bahasa Indonesia tulis yang kemudian mengirimkannya kepada orang lain (Syafi’ie dalam Fatmawati : 6).
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa menulis merupakan penuangan pikiran atau perasaan ke dalam bahasa Indonesia tulis yang tepat untuk dikomunikasikan kepada pembaca.

2.2 Proses menulis
Menurut suparno (2004:15)  proses menulis merupakan serangkaian aktivitas yang terjadi dan melibatkan beberapa tahap yaitu tahap prapenulisan, penulisan (pengembangan isi karangan), pasca penulisan (telaah dan revisi atau penyempurnaan tulisan). Ketiga tahap tersebut harus diketahui dan dipahami sebagai komponen yang akan menjadi rujukan dalam penulisan.

2.2.1. Tahap penulisan
Tahap ini merupakan fase persiapan menulis, sama seperti pemanasan pada olahraga. Pada fase ini terdapat hal penting yaitu memilih topik, menetapkan tujuan dan sasaran, mengumpulkan bahan dan informasi yang diperlukan, serta mengorganisasikan ide atau gagasan dalam bentuk karangan.

2.2.2 Tahap Penulisan
Jika telah selesai tahap prapenulisan berarti kita telah siap untuk menulis. Mengembangkan butir demi butir ide yang terdapat dalam karangan, dengan memanfaatkan bahan atau informasi yang telah dipilih dan dikumpulkan.
Struktur karangan terdiri dari bagian awal, isi, dan akhir. Awal karangan berfungsi untuk memperkenalakn dan skaligus mengiringi pembaca terhadap pokok tulisan kita.bagian ini menentukan pembaca untukmelanjutkan kegiatan membacanya.
Isi karangan menyajikan bahasan topik atau ide utama karangan. Hal-hal yang berfungsi memperjelas atau mendukung ide  seperti contoh, bukti atau alasan. Sedangkan bagian akhir karangan berfungsi untuk mengembalikan pembaca pada ide-ide inti karangan melalui perangkuman ide-ide penting. Bagian ini berisi simpulan dan dapat ditambah saran bila diperlukan.

2.2.3  Tahap Pascapenulisan
Tahap ini adalah tahap penyempurnaan tulisan. Kegiatanya terdiri atas penyuntingan dan perbaikan (revisi). Kegiatan revisi dapat berupa penambahan, pergantian, penghilangan, pengubah, atau penyusunan kembali unsur-unsur karangan.
Hal ini senada dengan pendapat Akhadih (1996:3) yang mengemukakan lima langkah atau tahap dalam proses menulis yaitu : a) menentukan topic, b) membatasi topic,
c) menentukan tujuan, d) menentukan bahan dan e) menyusun kerangka karangan.

2.3 Konsep Berita
2.3.1 Pengertian Berita
Menurut kamus besar, berita berarti laporan mengenai kejadian atau peristiwa yang hangat. Berita adalah laporan tercepat mengenai fakta atau ide terbaru yang benar, menarik atau penting bagi khalayak, melalui media berkala seperti surat kabar, radio, televisi atau media on-line internet.
News (berita) mengandung berasal dari kata new yang berarti baru. Secara singkat sebuah berita adalah sesuatu yang baru, yang diketengahkan bagi khalayak pembaca atau pendengar. Berita adalah laporan tercepat mengenai fakta atau ide terbaru yang benar, menarik, pada media cetak atau pada media elektronik.
Menurut Dean M. lyle Spencer (2005 : 44)  berita adalah suatu kenyataan atau ide yang benar yang dapat menarik perhatian sebagian besar dari pembaca.
Menurut Djafar H Asegaf ,berita adalah laporan tentang fakta atau ide yang termasa (baru), yang dipilih oleh staf redaksi suatu harian untuk disiarkan yang dapat menarik perhatian pembaca. Mencakup segi-segi human interest seperti humor, emosi dan ketegangan.
Dari definisi- definisi di atas, pada prinsipnya terdapat unsur-unsur yang penting yaitu laporan kejadian atau peristiwa atau pendapat yang menarik dan penting, disajikan secepat mungkin kepada khalayak luas.

2.3.2 Jenis-jenis berita
 Jenis-jenis berita, antara lain :
1.    Straight News : berita langsung, apa adanya, ditulis secara singkat dan lugas. Sebagian besar halaman depan surat kabar berisi berita jenis ini. Jenis berita Straigh news dibagi menjadi dua bagian yaitu : 1) Hard News : yakni berita yang memiliki nilai lebih dari segi aktualitas dan kepentingan atau amat penting segera diketahui pembaca. Berisi informasi peristiwa khusus ( special event ) yang terjadi secara tiba-tiba.2) Soft News, nilai beritanya dibawah hard news dan lebih merupakan berita pendukung.
2.    Dept News : berita mendalam dikembangkan dengan pendalaman hal-hal yang ada di bawah suatu permukaan.
3.    Investigation News : berita yang dikembangkan berdasarkan penelitianatau penyelidikan dari berbagai sumber.
4.    Interpretative News : berita yang dikembangkan dengan pendapat atau penelitian penulisnya/reporter.
5.    Opinion News : berita mengenai pendapat seseorang, biasanya pendapat para cendikiawan, sarjana, ahli, atau pejabat mengenai suatu hal, peristiwa, kondisi polesosbudhankam, dan sebagainya.
2.3.2    Struktur Berita
1.     Secara umum berita mempunyai bagian-bagian dalam penyusunannya yaitu Headline, biasa disebut dengan judul, Sering dilengkapi dengan anak judul. Headline berguna untuk menolong pembaca agar segera mengetahui peristiwa yang akan diberitakan dan  menonjolkan satu berita dengan dukungan teknik grafika.
2.    Deadline. Terdiri atas nama media massa, tempat kejadian dan tanggal kejadian. Ada pula yang terdiri atas nama media massa, tempat kejadian dan tanggal kejadian. Tujuannya adalah untuk menunjukkan tempat kejadian dan inisial media.
3.    Lead . lazim disebut teras berita, biasanya ditulis pada paragraf pertama sebuah berita. Ia merupakan unsur yang paling penting dari sebuah berita, yang menentukan apakah isi berita akan dibaca atau tidak. Ia merupakan saripati sebuah berita yang melukiskan seluruh berita secara singkat.
4.    Body atau tubuh berita. Isinya menceritakan peristiwa yang dilaporkan dengan bahasa yang singkat, padat, dan jelas. Dengan demikian body merupakan perkembangan berita.

2.2.3 Naskah Berita
Dalam pembuatan sebuah naskah berita harus memperhatikan unsur 5W1H yaitu: 1) What-apa yang terjadi di dalam suatu peristiwa? 2) Who- siapa yang terlibat di dalamnya? 3) Where- dimana terjadinya peristiwa itu? 4) When-kapan terjadinya? 5) Why-mengapa peristiwa itu terjadi? 6) How- bagaimana terjadinya ? 7) What next- terus bagaimana?
Selain memperhatikan unsur 5W1H. menurut Sumadiria (2006 : 25) berita memiliki ciri, yaitu :
1.    Singkat dan padat.
Singkat artinya menghindari penjelasan yang panjang dan bertele-tele. Sedangkan padat artinya bahasa yang singkat, sudah mampu menyampaikan informasi yang lengkap.
2.    Sederhana.
Sederhana artinya bahasa sebisanya memilih kalimat tunggal dan sederhana, bukan kalimat majemuk yang panjang, rumit, dan kompleks. Kalimat yang efektif, praktis, sederhana pemakaian kalimatnya, tidak berlebihan pengungkapannya.
3.    Lugas.
Lugas artinya bahasanya mampu menyampaikan pengertian atau makna informasi secara langsung dengan menghindari bahasa yang berbunga-bunga.
4.    Menarik.
Menarik artinya dengan menggunakan pilihan kata yang masih hidup, tumbuh, dan berkembang atau menghindari kata-kata yang sudah mati.
5.    Jelas.
Jelas artinya informasi yang disampaikan jurnalis dengan mudah dapat dipahami oleh khalayak umum (pembaca). Struktur kalimatnya tidak menimbulkan penyimpangan/pengertian makna yang berbeda, menghindari ungkapan bersayap atau bermakna ganda (ambigu), oleh sebab itu bahasanya harus bersifat denotatif.
6.    Akurat.
Akurat maksudnya dapat meyakinkan pembaca, gagasan masuk akal, nama dan angka ditulis dengan tepat.

2.3.4 Menyusun Berita
Tulisan yang baik mensyaratkan penulisnya menempatkan diri dalam cerita. Jujur dalam berbahasa, sesuaikan bahasa dengan peristiwa (luwi ishwara,93:2005). Dalam penulisan berita kita harus memperhatikan petunjuk- petunjuk penulisan yaitu
a.     Ingat  Fokus
Dalam berita gagasan utama dan  fokus dipakai sebagai pegangan. Pada tahap ini kita harus memilih bahan yang ada hubungan dengan fokus.
b.    Memilih banyak lead
Dalam menentukan lead terkadang kita menemui  kesulitan dalam menentukan lead, untuk itu cobalah dengan menulis beberapa lead, kemudian teruskan menulis sisa beritanya dan pilih satu leadika selesai menulis.
c.    Perbaiki kemudian
Jika terbentur pada kalimat atau paragraph yang rasanya tidak sesuai, berilah tanda Setelah selesai menulis kembalilah dan perbaiki .
d.    Gunakan teknik Tanya – jawab
Jangan membuat tulisan yang dapat  yang dapat menimbulkan pertanyaan pada pembaca. coba antisipas pertanyaan pembaca dan menjawabnya.
e.    Baca keras-keras
Jika sedang berkutat dengan suatu kalimat yang tidak benar, bacalah dengan keras-keras, Juga setelah selesai menulis. Hal itu akan membuat berita yang tidak benar terdengar, yang mungkin tidak dapat ditangkap dengan mata.
f.    Periksa akurasi
Baca kembali dan periksa nama, judul, tanda baca, dan kutipan-kutipan. Disini,  penulis memastikan bahwa nama yang dihubungkan dengan suatu kutipan itu benar, dan memastikan tidak ada kesalahan dalam pengetikan dan ejaan.
    Sepuluh prinsip menulis secara jelas (Robert Gunning dalam Luwi Ishwara 2005 : 105) yaitu :
1.    Usahakan agar kalimat pendek-pendek.
Panjang kalimat harus berbeda, kalau ingin menyelamatkan pembaca dari kebosanan. Mengubah-ubah panjang kalimat, menciptakan variasi dan meningkatkan keenakan membaca.
2.    Pilih yang sederhana daripada yang kompleks.
Prinsip ini tidak melarang penggunaan bentuk yang kompleks,  yang dibutuhkan bentuk yang sederhana maupun yang kompleks untuk mengungkapkan kejelasan. Ada saatnya bentuk kompleks adalah yang terbaik, tetapi ada pilihan pilihlah yang sederhana.
3.    Pilihlah kata-kata yang lazim.
Dalam menyampaikan pesan kita harus menghubung-hubungkan pikiran kita dengan pengalaman orang lain. Kata-kata yang pendek, sederhana yang lazim bagi setiap orang adalah yang terbaik. Hindari kata-kata yang berlebihan, berbunga-bunga atau kata-kata yang mubazir.
4.    Hindari kata-kata yang tidak perlu.
Bagian terbesar dari semua usaha dan penulisan jurnalistik diperlemah dengan kata-kata yang tidak berarti. Kata –kata demikian menjemukkan pembaca dan memudarkan perhatian.
5.    Beri kekuatan pada kata kerja.
Kata kerja aktif yang kuat dalam penulisan akan memberikan lonjakan dan menahan perhatian pembaca. Penggunaan kalimat aktif dinilai lebih langsung dan kuat daripada kalimat pasif.penulis yang baik rajin mencari kombinasi kata-kata yang tepat dan kata-kata kerja yang paling kuat.
6.    Tulislah sebagaimana anda bicara.
Hindari bahasa formal yang kaku, terutama dalam lead. Ringkaskan kekuatan dari berita ke dalam paragraph lead. Tetapi jangan hambat pembaca dengan akronim dan detail-detail tambahan.
7.    Gunakan istilah yang bisa digambarkan oleh pembaca.
Hindari penulisan yang samar,bila kata-kata itu ingin digunakan maka harus ada penjelasan sehingga dapat dimengerti oleh pembaca.
8.    Hubungkan dengan pengalaman pembaca anda.
Suatu pernyataan yang diputus atau dipisahkan dari konteksnya adalah suatu bentuk yang mengambang. Harus ada referansi lain, suatu dasar yang memberikannya pegangan dan arti.
9.    Gunakan sepenuhnya variasi.
Setiap penulis, dengan cara ia menggunakan bahasa, mengungkapkan sesuatu tentang kebiasaan, semangatnya, kemampuannya dan prasangkanya. Hal ini tidak bisa dielakkan dan menyenangkan. Semua penulisan adalah komunikasi ; penulisan kreatif adalah komunikasi melalui pengungkapan – ini adalah” diri’ yang melepaskan diri ke keterbukaan. Gaya –style- harus dikembangkan , seseorang tidak bisa dipuaskan dengan hanya meniru. Kita harus mampu menilai setiap situasi baru, melihat perbedaan, memilih kata-kata yang tepat. Untuk semua ini dibutuhkan pengetahuan yang luas tentang fleksibilitasdan variasi dari bahasa.
10.    Menulislah untuk menyatakan, bukan untuk mempengaruhi.
 Kalimat di atas berarti tidak perlu memakai kata-kata yang muluk untuk membuat orang terkagum-kagum dan terheran-heran.










BAB III
METODE DAN TEKNIK DALAM PENELITIAN

3.1 Metode dan Jenis Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif, yaitu menggambarkan hasil yang diperoleh mahasiswa dalam menulis berita dengan menggunakan angka-angka sesuai dengan prinsip statistik. Penelitian ini adalah tergolong penelitian lapangan karena karena peneliti langsung ke lokasi penelitian untuk mengumpilkan data penelitian.

3.2 populasi dan sampel penelitian
3.2.1 populasi penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah keseluruhan mahasiswa kelas b Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Haluoleo Kendari, angkatan 2009, dimana jumlah mahasiswa pada kelas tersebut berjumlah 45 orang. Karakteristik populasi bersifat heterogen karena kemampuan mahasiswa dalam menerima pelajaran berbeda-beda. Hal ini tampak pada IP. Semester yang bervariasi yaitu 2,00 – 4,00 yang dicapai oleh mahasiswa. Untuk lebih jelasnya mengenai keadaan populasi kelas b, dapat dilihat pada tabel berikut
Tabel I
Populasi penelitian

                 N    



(Sumber Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Haluoleo Kendari)

3.2.2  Sampel penelitian
Karakteristik populasi dalam penelitian ini bersifat heterogen yang berjumlah sebanyak 45 orang. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 45 orang yaitu jumlah keseluruhan dari populasi pada kelas b.

3.3 Instrumen Penelitian
    Penelitian ini menggunakan instrumen tes menulis berita. Penulisan tes menulis berita didasarkan pertimbangan bahwa kemampuan menulis merupakan ketrampilan yang bersifat produktif sehingga akan tepat biladigunakan tes dalam bentuk menulis. Agar mahasiswa lebih komunikatif, maka ditentukan petunjuk sebagai berikut
1.    Isi berita harus :
a.    benar dan logis
b.    menggunakan rumus 5W1H
c.    menggunakan pilihan kata yang tepat sehingga membuat berita menarik.
2.    Waktu yang disediakan untuk menyusun berita adalah satu minggu.
3.4 Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilaksanakan dengan menggunakan instrument tes menulis berita. Untuk memperlancar dan menjaga objektivitas pengumpulan data, peneliti akan dibantu oleh dosen matakuliah jurnalistik. Data yang diperoleh dari hasil tulisan mahasiswa setelah dikumpul, diolah untuk menentukan isi iklan setelah itu diamati sesuai dengan asoek yang dinilai. Adapun langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut
1.    Memberi kode pada lembaran kerja mahasiswa yang akan dijadikan sampel penelitian dengan member nomor urut.
2.    Mengoreksi tulisan mahasiswa, karena ada kemungkinan sebagian kata atau kalimat tidak terbaca.
3.    Mengoreksi tulisan mahasiswa dengan melihat empat aspek yang dinilai dalam menulis berita yang dibuat mahasiswa.

3.5    Penilaian Tulisan
Untuk menilai hasil tulisan berita yang dibuat mahasiswa digunakan teknik analitik yaitu diarahkan pada ketepatan penulisan berita soft news yang meliputi aspek : benar dan logis, menggunakan rumus 5W1H dan menggunakan pilihan kata yang tepat sehingga membuat berita menarik.
Skala penilaian yang digunakan adalah 1-3, skala penilaian tersebut mengacu pada pedoman dan cara penskoran penulisan dalam  mata kuliah jurnalistik, yaitu sebagai berikut
Tabel 2. Penskoran penilaian (Berita)














                               (sambungan penskoran nilai berita)
Untuk mengetahui kemampuan mahasiswa dalam menulis berita dihitung dengan rumus sebagai berikut
Nilai tes menulis berita    =     skor perolehan                x                 100
                                                     Skor maksimum
Wujud nyata perhitungan nilai kemampuan menulis berita berdasarkan rumus di atas akan tampak pada contoh berikut. Misalnya dari 25 sampel ada satu siswa yang memperoleh nilai sebagai berukut
Tabel 3. Contoh perhitunganKemampuan Menulis Berita






                                            (sambungan tabel 3)
Skor kemampuan menulis iklan yang diperoleh mahasiswa tersebut adalah 7. Bila angka tersebut dimasukkan dalam rumus, akan menjadi
Nilai tes mebulis berita        =  Skor perolehan           x       100
                                                  Skor maksimum
                                             =         7                 x      100 
                                                        9
                                             =         77,78

3.6    Teknik Analisis Data
Analisis data dapat dilakukan secara deskriptif,dalam pendeskripsian dilakukan teknik presentase. Untuk mengetahui kemampuan mahasiswa dalam menulis berita digunakan rumus membagi perolehan siswa dengan skor maksimal dikali 100%, sebagai berikut
P =      Fx    x  100 %
            n   
Keterangan :
P             =     kemampuan
   Fx        =     Jumlah skor yang diperoleh siswa
N            =     Jumlah skor maksimal
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat kriteria kategori kemampuan di bawah ini
Tabel 4. Kriteria Kategori Kemampuan





Dari tabel di atas dapat dijelaskan sebagai berikut
1.    Mahasiswa dikatakan sangat mampu apabila mencapai skor 8 – 9 atau persentase kemampuan responden 85% - 100%.
2.    Mahasiswa dapat dikatakan mampu apabila mencapai skor 6 – 7, atau persentase kemampuan responden 65% - 84%, dan
3.    Mahasiswa dikatakan kurang mampu apabila mencapai skor 0 – 5, atau persentase kemampuan responden 0% - 64%














DAFTAR PUSTAKA
Sumadiria, Haris. 2006. Bahasa Jurnalistik. Bandung: Simbiosa Rekatama Media.

Fatmawati. 2009. Kemampuan Menulis Iklan Siswa Kelas IX SMP Negeri I                        Pondidaha. Kendari: Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Haluoleo.
Lindayani, Lilik Rita. 2011. Bahasa Penalaran.Kendari : Kementrian Pendidikan Nasional Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Haluoleo Kendari.

Suriamiharja,Agus,dkk. 1996/1997. Petunjuk Menulis Praktis. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Akhadiah, Sabarti, dkk. 1996/1997. Menulis. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Kendari.

Ishwara, luwi. 2005. Catatan-Catatan Jurnalisme Dasar. Jakarta: Buku Kompas.

PARAGRAF JURNAL

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang

Menurut Barnet (1974:61), paragraf merupakan seperangkat kalimat yang berkaitan erat satu sama lainnya. Kalimat-kalimat tersebut tersusun menurut aturan tertentu sehingga makna yang dikandungnya dapat dibatasi, dikembangkan, dan diperjelas (Tarigan dalam Sumadiria,2006:81).
Paragraf adalah bagian dari satuan karangan ( biasanya mengandung satu ide pokok dimulai penulisannya dengan baris baru ); alenia; tanda (Muliono (ed) dalam suriamiharja,1997:45).
Berdasarkan ketiga definisi di atas dapat disimpulkan bahwa paragraf adalah seperangkat kalimat yang berkaitan dan mengandung satu ide pokok dan dimulai dengan baris (alinea) baru.

B.    Masalah

Masalah yang akan dibahas pada makalah ini adalah bagaimanakah paragraf jurnalistik ?

C.    Tujuan
Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk mendiskripsikan tentang paragraf jurnalistik.

D.    Manfaat
Manfaat yang diharapkan dari penulisan makalah ini adalah
a.    Penulis dapat memperoleh pengetahuan dan pemahaman tentang paragraf jurnalistik.
b.    Pembaca dapat memperoleh pengetahuan dan pemahaman tentang paragraf jurnalistik.







BAB II
PEMBAHASAN



A.    Arti dan Definisi Paragraf Jurnalistik

a.    Pengertian Paragraf Jurnalistik

Secara fisik visual sebuah paragraf atau alinea ditandai dengan penulisan kata awal kalimat yang menjorok ke dalam beberapa ketukan, biasanya 5-7 ketukan. inilah yang lazim disebut baris baru atau ganti baris. Bahkan dalam karya feature, cukup banyak ditemukan paragraf yang hanya terdiri atas satu kata. Jadi, setiap paragraf bisa hanya sebuah kalimat, bisa pula hanya sebuah kata.
Menurut pakar bahasa Djargo Tarigan, tidak ada ukuran yang definitive berapa sebaiknya panjang paragraf. Latar belakang atau keadaan pembaca menetukan panjangnya paragraf.
Sifat atau karakteristik media pun mempunyai tuntutan tersendiri terhadap panjangnya paragraf. Surat kabar cenderung pendek-pendek paragrafnya sedangkan majalah lebih panjang. Sifat atau tuntutan kalimat topik sangat mempengaruhi panjangnya paragraf. Ada kalimat topik yang membutuhkan banyak kalimat pengembang untuk memperjelas dan memperinci maknanya, Karena itu paragrafnya menjadi panjang. Kadang-kadang ada kalimat topik yang dapat diperjelas hanya dengan beberapa kalimat pengembang. Dalam hal ini jelas paragrafnya agak pendek (Tarigan, dalam Sumadiria 2007: 83).
Dalam paragraf jurnalistik, sangat dihindari penggunaan paragraf-paragraf panjang. Alasan Pertama adalah filosofis, dan alasan kedua adalah teknis. Alasan filosofis, bahasa jurnalistik harus disajikan secara sederhana dan ringkas karena khalayak media massa sangat heterogen serta berada dalam sifat ketergesa-gesaan. Alasan teknis, bahasa jurnalistik disajikan dalam ruang lajur-lajur kolom yang pendek dan sempit.

b.    Defenisi Paragraf Jurnalistik

Paragraf jurnalistik menunjuk kepada paragraf yang berpijak kepada proses dan hasil karya jurnalistik. Paragraf jurnalistik berada dalam ruang lingkup serta tunduk kepada kaidah bahasa jurnalstik. Jika suatu paragraf mengandung unsur materi jurnalistik, misalnya tajuk rencana, karikatur, pojok, kolom, berita, teks foto berita, wawancara, feature, maka paragraph itu disebut paragraf jurnalistik.
Paragraf jurnalistik adalah seperangkat kalimat tersusun logis-sistematis yang merupakan satu kesatuan ekspresi pikiran yang relevan dan mendukung pikiran pokok yang tersirat dalam keseluruhan paparan materi jurnalistik tertentu.


B.    Karakteristik Paragraf Jurnalistik

Ada lima karakteristik paragraf jurnalistik yaitu
a.    Memiliki satu ide pokok
Paragraf jurnalistik yang baik hanya memiliki satu gagasan pokok dalam keseluruhan kalimat  dan bisa ditempatkan di awal, tengah dan akhir kalimat.
b.    Dibangun oleh sejumlah kalimat
Tidak ada ketentuan baku tentang panjang pendeknya kalimat dalam paragraf jurnalistik. Panjang pendeknya paragraf ditentukan oleh pertimbangan latar belakang pembaca dan faktor isi sifat media yang dipilih.
c.    Kesatuan ekspresi pikiran
Menurut pakar bahasa, paragraf merupakan satuan terkecil dari sebuah wacana. Disebut satuan terkecil, karena pada paragraf sudah terdapat satu kesatuan ekspresi pikiran dan perasaan mengenai gagasan sentral apa yang ingin disampaikan penulis atau jurnalis kepada khalayak pembaca, pendengar, atau pemirsa.
d.    Kesatuan koheren dan padat
Kesatuan sebuah paragraf jurnalistik bukan hanya terletak pada bentuknya sebagai kumpulan kalimat yang ditandai dengan penulisan awal pragraf  yag menjorok ke dalam 5-7 ketukan, melainkan juga pada kepaduan materi, isi, dan gagasanya. jika sebuah paragraf terdiri dari lima kalimat maka kalimat itu harus membicarakan ide pokok yang sama, dan bukan masing-masing membicarakan ide yang lain.
Sebuah kalimat jurnalistik dikatakan padat apabila memuat banyak informasi. Bahasa jurnalistik mengutamakan paragraf yang singkat dan padat daripada paragraf panjang tetapi sesungguhnya tidak padat atau miskin informasi.
e.    Logis dan sistematis
Paragraf jurnalistik yang baik, disusun secara tertib, teratur dan merujuk kepada kaidah logika. Artinya bentuk dan makna paragraf dapat diterima oleh pertimbagan akal sehat (common sense).

C.    Fungsi Paragraf Jurnalistik

Paragraf jurnalistik memiliki empat fungsi, yaitu
a.    Penampung ide pokok
Fungsi paragraf jurnalistik secara teknis adalah menampung ide pokok yang hendak disampaikan penulis atau jurnalis kepada pembaca, pendengar, atau pemirsa. Hanya dengan menampung dan mengelompokkan uraian-uraian ide pokok dalam satu paragraf yang ringkas, seorang penulis atau jurnalis akan mudah menyusun dan menyampaikan isi pikiran dan perasaannya secara logis dan sistematis ke dalam berbagai bentuk karya jurnalistik seperti tajuk rencana, berita atau bahkan feature.

b.    Memudahkan pemahaman jalan pikiran
Kita dapat mengetahui jalan pikiran penulis atau jurnalis, dengan cara menyimak kata demi kata, dan kalimat-kalimat yang terdapat dalam satuan-satuan paragraf pada karya-karya jurnalistik yang ditulis dan disajikan  dalam media massa. Jika jalan pikiran penulis atau jurnalis konsisten, beraturan, tidak meloncat-loncat, maka dapat dipastikan karya jurnalistik yang disusunnya termasuk efektif dan komunikatif.
c.    Melahirkan jalan pikiran sistematis
Jurnalis atau penulis yang menulis untuk media massa, harus mampu melahirkan karya-karya jurnalistik bermutu tinggi. Karya jurnalistik bermutu tinggi antara lain dapat dilihat dan diperiksa pada jalan pikiran yang muncul dalam setiap kalimat atau paragraf jurnalistik yang ditulisnya. Ia akan merujuk dan mengikuti pola tertentu, misalnya pola deduktif dan pola induktif.
d.    Mengarahkan pembaca ikuti arus penulis
Seorang penulis atau jurnalis yang baik akan mengarahkan, memandu, sekaligus mengikat pikiran dan perasaan pembaca, pendengar, atau pemirsanya untuk hanya mengikuti jejak langkahnya. Dalam proses mengikuti arus penulis atau jurnalis, pembaca tidak boleh merasa lelah atau dibuat lelah, merasa bingung atau dibuat bingung. Pembaca harus merasa senang dan dibuat senang. Singkat kata pembaca harus merasa dimanjakan





















BAB III
PENUTUP


A.    Simpulan

Berdasarkan pembahasan pada makalah ini, dapat ditarik simpulan

a.    Paragraf jurnalistik adalah seperangkat kalimat tersusun logis-sisitematis yang merupakan satu kesatuan ekspresi pikiran yang relevan dan mendukung pikiran pokok yang tersirat dalam keseluruhan paparan materi jurnalistik tertentu.

b.    Paragraf jurnalistik memiliki empat karakteristik, yaitu
a)    memiliki satu ide pokok.
b)    Dibangun oleh sejumlah kalimat.
c)    Kesatuan ekspresi pikiran.
d)    Kesatuan koheren dan padat.

c.    Paragraf jurnalistik memiliki fungsi, yaitu
a)    Penampung ide pokok
b)    Memudahkan pemahaman jalan pikiran
c)    Melahirkan jalan pikiran sistematis
d)    Mengarahkan pembaca ikuti alur penulis


B.    Saran













Daftar Pustaka


-    Sumadiria, Haris. 2006. Bahasa jurnalistik. Bandung: Simbiosa Rekatama Media.

-    Suriamiharja, Agus,(dkk). 1997.Petunjuk Praktis Menulis. Jakarta: Departemen pendidikan dan kebudayaan.

Manfaat Media Belajar Bagi siswa Dan Guru


Proses pembelajaran merupakan proses komunikasi. Dalam suatu proses      komunikasi selalu  melibatkan tiga komponen pokok, yaitu komponen pengirim pesan (guru), komponen penerima pesan (siswa), dan komponen siswa itu sendiri yang biasanya  berupa materi pelajaran. Kadang-kadang dalam proses pembelajaran terjadi kegagalan  komunikasi,artinya materi pelajaran atau pesan yang disampaikan guru tidak dapat diterima oleh siswa dengan optimal ,artinya tidak seluruh materi pelajaran dapat dipahami dengan baik oleh siswa ; lebih parah lagi siswa sebagai penerima pesan salah menangkap isi pesan yang disampaikan. Untuk menghindari semua itu, maka guru dapat menyusun strategi pembelajaran dengan memanfaatkan berbagai media dan sumber belajar.

A.    Konsep Dasar Media
Secara umum media merupakan kata jamak dari “medium”,  yang berarti perantara atau pengantar. Kata media berlaku untuk berbagai kegiatan atau usaha, seperti media dalam penyampaian pesan, media pengantar magnet atau panas dalam bidang teknik,  dalam pembelajaran atau pendidikan disebut  sebagai media pendidikan atau media pembelajaran.
Gerlach dan Ely (1980:244) menyatakan bahwa media meliputi orang, bahan, peralatan, atau kegiatan yang meciptakan kondisi yang memungkinkan siswa memperoleh pengetahuan, ketrampilan, dan sikap. Jadi, dalam pemgertian ini media bukan hanya alat perantara seperti TV, radio, slide,bahan cetakan, tetapi meliputi orang atau manusia sebagai sumber belajar atau juga berupa kegiatan semacam diskusi, seminar, karya wisata, simulasi, dikondisikan untuk menambah pengetahuan dan wawasan , mengubah sikap siswa atau untuk menambah ketrampilan.
B.    Pentingnya Media Pembelajaran
     Mengajar dapat dipandang sebagai usaha yang dilakukan guru agar siswa belajar.           Sedangkan yang dimaksudkan dengan belajar itu sendiri adalah proses perubahan tingkah laku melalui pengalaman. Pengalaman itu dapat berupa pengalaman langsung dan pengalaman tidak langsung. Pengalaman langsung adalah pengalaman yang diperoleh melalui aktivitas sendiri pada situasi yang sebenarnya. Contohnya, agar siswa belajar bagaimana mengoperasikan computer, maka guru menyediakan computer untuk digunakan oleh siswa.
        Pengalaman langsung semacam itu tentu saja merupakan proses belajar yang    sangat bermanfaat, sebab dengan mengalami secara langsung kemungkinan kesalahan persepsi akan dapat terhindari.
        Untuk memahami peranan media dalam proses mendapatkan pengalaman bagi siswa, Edgar Dale melukiskannya dalam sebuah kerucut yang dinamakan kerucut      pengalaman (cone of experience). Kerucut pengalamannya dianut secara luasuntuk menentukan alat bantu atau media apa yang sesuai agar siswa memperoleh pengalaman belajar secara mudah.
Uraian pengalaman belajar yang digambarkan oleh Edgar Dale, sebagai berikut :
a.    Pengalaman langsung merupakan pengalaman yang diperoleh siswa sebagai hasil dari aktivitas sendiri.
b.    Pengalaman tiruan adalah pengalaman yang diperoleh melalui benda atau kejadian yang dimanipulasi agar mendekati keadaan yang sebenarnya.
c.    Pengalaman melalui drama, yaitupengalaman yang diperoleh dari kondisi atau situasi yang diciptakan melalui drama (peragaan) dengan menggunakan scenario yang sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai.
d.    Pengalaman melalui demonstrasi adalah teknik penyampaian informasi melalui peragaan.
e.    Pengalaman wisata, yaitu pengalaman yang diperoleh melalui kunjungan siswa ke suatu objek yang ingin dipelajari.
f.    Penalaman melalui pameran. Ppameran adalah usaha untuk menunjukkan hasil karya.
g.    Pengalaman melalui televisi merupakan pengalaman tidak langsung, sebab televisi merupakan perantara.
h.    Pengalaman melalui gambar hidup dan film. Gambar hidup atau film merupakan rangkaian gambar mati yang diproyeksikan pada layar dengan kecepatan tertentu.
i.    Pengalaman melalui radio, tape record dan gambar.
j.    Pengalaman melalui lambing-lambang visual seperti grafik, bagan dan bagan.
k.    Pengalaman melalui lambing verbal, merupakan pengalaman yang sifatnya
lebih abstrak.
          Dari uraian di atas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa pengetahuan itu dapat diperoleh melalui pengalaman langsung dan pengalaman tidak langsung. Semakin langsung objek yang dipelajari, maka semakin kongkrit pengetahuan diperoleh semakin tidak langsung pengetahuan itu diperoleh, maka semakin abstrak pengetahuan siswa.

C.    Klafisikasi dan macam-macam media pembelajaran
 Media pembelajaran diklafisikasi menjadi beberapa bagian diantaranya :
a.Dilihat dari sifatnya, media dapat dibagi menjadi:
1. Media auditif, yaitu media yang dapat didengar saja.
2. Media visual, yaitu media yang hanya dapat dilihat saja.
3. Media audiovisual, yaitu jenis media yang selain mengandung unsur suara juga mengandung unsure gambar yang bisa dilihat.
b. Dilihat dari kemampuan jangkauannya
1. Media yang memiliki daya input yang luas dan serentak seperti radio dan televisi.
2. Media yang mempunyai daya input yang terbatas oleh ruang dan waktu.
c. Dilihat dari cara atau teknik pemakaiannya
1. Media yang diproyeksikan seperti film.
2.Media yang tidak diproyeksikan seperti gambar, foto, lukisan, radio dan lain sebagainya.

1.    Prinsip-Prinsip Penggunaan Media
 Agar media pembelajaran  benar-benar digunakan untuk membelajarkan siswa, maka ada sejumlah prinsip yang harus diperhatikan diantaranya:
a.    Media yang akan digunakan oleh guru harus sesuai dan diarahkan untuk mencapai tujuan pembelajaran.
b.    Media yang akan digunakan harus sesuai dengan materi pembelajaran.
c.    Media pembelajaran harus sesuai dengan minat, kebutuhan, dan kondisi siswa.
d.    Media yang akan digunakan harus memerhatikan efektivitas dan efisien.
e.    Media yang digunakan harus sesuai dengan kemampuan guru
dalam mengoperasikannya.

D.    Fungsi Dan Manfaat penggunaan Media Pembelajaran
Perolehan pengetahuan siswa seperti digambarkan Edgar Dale menunjukkan bahwa pengetahuan akan semakin abstrak apabila hanya disampaikan melalui bahasa verbal.Penyampaian informasi yang hanya melalui bahasa verbal selain dapat menimbulkan verbalisme dan kesalahan persepsi, juga gairah siswa untuk menangkap pesan akan semakin kurang, karena siswa kurang diajak berpikir dan menghayati pesan yang disampaikan, padahal untuk memahami sesuatu perlu keterlibatan siswa baik fisik maupun psikis.
Memperhatikan penjelasan diatas, maka secara khusus media pembelajaran memiliki fungsi dan peran untuk :
a.    Menangkap suatu objek atau peristiwa-peristiwa tertentu.
Peristiwa-peristiwa penting atau objek yang langka dapat diabadikan dengan foto, film, atau direkam melalui video atau audio.
b.    Memanipulasi Keadaan, peristiwa atau objek tertentu.
Melalui media pembelajaran, guru dapat menyajikan bahan pembelajaran yang bersifat abstrak menjadi kongkrit sehingga mudah dipahami dan dapat menghilangkan verbalisme. Misalkan untuk penyampaian bahan pelajaran tentang system peredaran darah pada manusia dapat disajikan melalui film.
c.    Menambah gairah dan motivasi belajar siswa.
Penggunaan media dapat menambah motivasi belajar siswa sehingga perhatian siswa terhadap materi pelajaran dapat lebih meningkat.

Dari beberapa fungsi di atas, maka media pembelajaran memiliki nilai praktis sebagai berikut :
Pertama, media dapat mengatasi keterbatasan pengalaman yang dimiliki siswa.
Kedua, media dapat mengatasi batas ruang kelas. Hal ini terutama untuk menyajikan bahan belajar yang sulit dipahahami secara langsung oleh peserta.Dalam kondisi ini media dapat berfungsi untuk :
a.    Menampilkan objek yang terlalu besar untuk dibawa ke dalam kelas.
b.    Memperbesar serta memperjelas objek yang terlalu kecil yang sulit dilihat
oleh mata telanjang, seperti sel-sel butir darah/molekul bakteri dan sebagainya.
c.    Memperbesar gerakan suatu proses yang terlalu lambat sehingga
dapat dilihat dalam dalam waktu yang lebih cepat.
d.    Memperlambat proses gerakan yang terlalu cepat.
e.    Menyederhanakan suatu objek yang terlalu kompleks.
f.    Memperjelas bunyi-bunyian yang sangat lemah sehingga dapat ditangkap  
oleh telinga.

Ketiga, media dapat memungkinkan terjadinya interaksi langsung antar peserta dengan lingkungan.
Keempat, Media dapat menanamkan konsep dasar yang benar, nyata dan tepat.
Kelima, media dapat menghasilkan keseragaman pengamatan
Keenam, media dapat membangkitkan motivasi dan merangsang peserta untuk belajar lebih baik.
Ketujuh, media dapat membangkitkan keinginan dan minat baru.
Kedelapan, media dapat mengontrol kecepatan belajar siswa.
Kesembilan, media dapat memberikan pengalaman yang menyeluruh dari hal-hal yang kongkrit sampai yang abstrak.



KARYA ILMIAH


Karya ilmiah merupakan tulisan yang membahas suatu masalah, berdasarkan penelitian yang ditulis secara sistematis, sesuai fakta di lapangan dengan menggunakan pendekatan metode ilmiah. Dari segi penulisannya  terdapat  syarat-syarat, yaitu ditulis secara jujur dan akurat berdasarkan kebenaran yang objektif-positif sesuai dengan data dan fakta di lapangan dan bukan kebenaran yang normatif.
Karya ilmiah memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
a. Dari segi isi, menyajikan pengetahuan berupa gagasan, deskripsi tentang sesuatu, atau pemecahan suatu masalah.
b. Objektif, yaitu fakta dan data mendukung argumentasi yang disajikan dengan teori yang  diakui kebenarannya.
c. Netral, yaitu bebas dari kepentingan tertentu.
d. Logis, dapat dilihat dari pola nalar yang digunakan yaitu induktif dan deduktif.
 e. Menyajikan fakta, maksudnya  setiap pernyataan, uraian, dan simpulan harus faktual atau menyajikan fakta.
 f. Gaya bahasa impersonal, maksudnya lebih banyak menggunakan kalimat bentuk pasif dan tidak menggunakan kata ganti orang pertama dan kedua.
g. Bahasa baku, dalam penulisannya menggunakan bahasa baku.
Karya ilmiah memiliki  fungsi, yaitu sebagai rujukan atau referensi dalam mempersiapkan karya tulis, fungsi edukatif yaitu sebagai sarana yang dapat meningkatkan wawasan, dan menyebarluaskan perkembangan ilmu kepada masyarakat luas.
Karya ilmiah diklafisikasi menjadi dua bagian, antara lain :
1. Karya ilmiah pendidikan, terdiri dari karya tulis, skripsi, tesis, dan disertasi.
2. karya ilmiah penelitian, terdiri dari makalah, laporan hasil penelitian, dan jurnal penelitian.